Selasa, 27 September 2011

Terlanjur Identik dengan Zina, Kondom Diusulkan Ganti Nama

Your browser does not support iframes.




(Foto: thinkstock)
Palembang, Dibanding alat kontrasepsi lainnya, kondom paling banyak mendapat penolakan karena sering dikaitkan dengan perbuatan zina. Agar terbebas dari kesan negatif, namanya perlu diganti menjadi AKSI singkatan dari Alat Kontrasepsi Sayang Istri.

Sebutan baru untuk kondom tersebut diusulkan oleh Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Sumatera Selatan, dr Muhamad Tri Tjahjadi, MPH. Selama namanya masih kondom, dr Tri menilai sampai kapanpun akan selalu ada penolakan karena kesannya terlanjur negatif.

Di mata masyarakat khususnya kelompok tertentu, kondom sudah dianggap sebagai alat untuk berbuat zina. Faktanya, alat kontrasepsi tersebut selama ini memang lebih banyak dijual di tempat-tempat prostitusi dan hiburan malam yang dinilai dekat dengan perbuatan zina.

"Sebetulnya (zina) itu kan perilaku menyimpang, tapi terus alatnya yang disalahkan. Kondom itu alat kontrasepsi yang bagus, tapi kalau digunakannya tidak tepat ya jadi tidak bagus," ungkap dr Tri saat ditemui di Hotel Horison, Palembang, Selasa malam (27/9/2011).

Bukan tanpa alasan jika dr Tri menyebut kondom sebagai alat kontrasepsi yang bagus. Selain harganya murah dan lebih aman karena tidak memiliki efek samping seperti halnya obat-obatan, kondom punya beragam kelebihan antara lain sebagai berikut.

1. Sebagai alat kontrasepsi
Asal dipakai dengan benar sesuai petunjuk, kondom dapat menekan risiko kehamilan yang tidak direncanakan hingga 0 persen. Kegagalan alat kontrasepsi ini lebih banyak dipicu kesalahan teknis, misalnya lepas atau sudah rusak sebelum dikenakan.

2. Sebagai pelindung dari infeksi menular seksual
Penularan berbagai infeksi seksual bisa dicegah dengan menggunakan kondom. Mulai dari infeksi ringan seperti sifilis atau raja singa, hingga yang lebih serius seperti Human Papilloma Virus (HPV) pemicu kanker serviks dan bahkan yang tidak bisa sembuh seperti HIV/AIDS.

3. Sebagai penunjang keharmonisan keluarga
Hubungan seksual antara suami istri seringkali berakhir mengecewakan jika suami mengalami ejakulasi dini atau mencapai klimaks terlalu cepat. Kondom bisa mengatasi masalah ini, sebab sensitivitas alat kelamin laki-laki akan berkurang sehingga tidak cepat orgasme.

4. Sebagai simbol suami yang bijak
Keterlibatan suami dalam program KB merupakan sikap yang bijak, karena tidak membebani istri dengan berbagai risiko efek samping dan rasa tidak nyaman saat menggunakan metode kontrasepsi lain. Dalam hal ini suami perlu sedikit berkorban karena istri sudah mengandung, melahirkan dan menyusui.

"Image kondom sudah tidak pas, lalu berbenturan dengan tata nilai di masyarakat. Saya sampai mengusulkan agar namanya diganti saja menjadi Alat Kontrasepsi Sayang Istri, biar tidak kepanjangan disingkat AKSI. Kalau namanya masih kondom, wah orang mendengarnya saja sudah begitu (menolak)," kata dr Tri.

Meski mendukung kampanye kondom, dr Tri tidak mau terlibat dalam kontroversi terkait rencana pemasangan ATM kondom selama penyelenggaraan SEA GAMES di Palembang November mendatang. Ia hanya mengatakan, program yang baik belum tentu tepat karena norma atau tata nilai adalah milik masyarakat dan bukan semata-mata milik pemerintah.

Di wilayah Sumatera Selatan sendiri, minat para laki-laki menggunakan kondom termasuk rendah yakni hanya sekitar 59,6 persen. Dengan menggalakkan sosialisasi tentang manfaat kondom, dr Tri optimistis jumlah pengguna kondom akan meningkat di masa yang akan datang.




(up/ir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar