Kamis, 29 September 2011

1 dari 3 Orang Asia Dapat Informasi Salah Tentang Kontrasepsi

Your browser does not support iframes.




(Foto: thinkstock)
Jakarta, Untuk menentukan alat kontrasepsi yang tepat maka dibutuhkan informasi yang akurat. Sayangnya berdasarkan survei diketahui 1 dari 3 orang di Asia mendapatkan informasi yang salah mengenai kontrasepsi.

Survei yang bertema 'Contraception: Getting the Facts Right' ini melibatkan 9 negara yaitu China, Korea Selatan, Thailand, Singapura, Indonesia, India, Pakistan, Taiwan dan Malaysia dengan jumlah responden sebesar 1.800 laki-laki dan perempuan yang berusia 20-35 tahun.

Hasil dari survei yang dilakukan secara online ini menemukan bahwa sekitar 30 persen koresponden di Asia mendapatkan informasi yang salah dan tidak akurat tentang kontrasepsi.

"Dimana pada kebanyakan kasus, informasi yang didapatkan ini berasal dari teman dan internet," ujar Prof Dr dr Biran Affandi, SpOG(K), FAMM dalam acara press conference Hari Kontrasepsi Dunia 2011 di Hotel Sahid, Jakarta, Kamis (29/9/2011).

Prof Biran menuturkan dari hasil ini terlihat bahwa masyarakat masih memiliki kesulitan untuk memperoleh informasi yang akurat dan berimbang mengenai kontrasepsi. Hambatan dalam mendapatkan informasi yang akurat ini lebih banyak dialami oleh laki-laki karena adanya perasaan malu dan tabu.

"Malu bertanya pada petugas kesehatan dan tidak tahu metode yang tepat soal kontarsepsi, karenanya nanya ke teman atau internet dan beberapa informasi yang didapatkan tidak tepat," ungkap Prof Biran yang mewakili Asia Pacific Council on Contraception (APCOC).

Padahal jika seseorang mendapatkan informasi yang akurat dan berimbang maka manfaat kontarsepsi ini bisa lebih ditingkatkan serta dapat meluruskan kembali mitos-mitos yang salah tentang kontrasepsi. Hal ini karena kontrasepsi adalah kebutuhan untuk reproduksi yang sehat.

Kontrasepsi merupakan tanggung jawab bersama antara laki-laki dan perempuan yang bertujuan membantu pasangan suami istri untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan dan mengurangi angka kehamilan berisiko tinggi.

Umumnya perempuan lebih sadar mengenai beragam metode kontrasepsi dibanding laki-laki, meskipun hampir seluruh responden mengetahui bahwa penggunaan kontrasepsi adalah tanggung jawab bersama.

Selain itu kontrasepsi juga berguna untuk mencegah ledakan penduduk, karena saat ini jumlah penduduk Indonesia sekitar 237,6 juta pada tahun 2010 yang berarti naik 5 kali lipat dibanding tahun 1900 yang hanya berjumlah 40,2 juta.

"Saat ini program yang dicanangkan adalah revitalisasi KB yang ke depannya akan meningkatkan akses layanan keluarga berencana melalui pelayanan kesehatan reproduksi remaja dan pelayanan KB berkualitas," ujar Dr Sugiri Syarief, MPA selaku Kepala BKKBN.



(ver/ir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar