Rabu, 28 September 2011

1,4 Miliar Orang di Asia Tenggara dan Selatan Berisiko Rabies

Your browser does not support iframes.




(Foto: thinkstock)
Jakarta, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan lebih dari 1,4 miliar orang di kawasan Asia Tenggara dan Selatan berada pada potensi risiko rabies karena jumlah penduduk yang besar dan konsentrasi anjing banyak terdapat di daerah padat huni.

"Anak-anak berusia 5-15 tahun mewakili 40 persen orang yang terkena gigitan anjing rabies di daerah endemis. Kawasan Asia Tenggara memiliki lebih banyak kematian karena rabies daripada kawasan lain di dunia," ujar Samlee Plianbangchang, direktur regional WHO wilayah Asia Tenggara, menyambut Hari Rabies Sedunia yang jatuh hari ini, seperti dilansir Thaindian, Rabu (28/9/2011).

Di kawasan Asia Tenggara, rabies membunuh 21.000-24.000 orang setiap tahun dan hampir 45 persen kematian global akibat penyakit tersebut. WHO memasukkan juga negara Asia Selatan seperti India, Nepal, Pakistan, Sri Lanka dan Bangladesh dalam kawasan Asia Tenggara.

WHO mendefinisikan rabies sebagai penyakit yang disebabkan oleh virus yang ditularkan ke manusia dari hewan. Virus ini menginfeksi hewan domestik dan liar, dan menyebar ke orang melalui kontak air liur yang terinfeksi melalui gigitan atau cakaran.

"Negara-negara harus mengembangkan dan melaksanakan program-program nasional yang komprehensif untuk pengendalian rabies melalui kemitraan dalam rangka mempertahankan pencegahan rabies dan bergerak menuju penghapusan rabies pada manusia," kata Samlee Plianbangchang, direktur regional WHO wilayah Asia Tenggara.

Dia juga mendesak negara-negara di Asia Tenggara dan Selatan untuk menjamin akses vaksin rabies jaringan budaya modern, mode vaksinasi yang lebih murah dan lebih aman untuk hewan.

Beberapa langkah penting lainnya yang tercantum adalah mempromosikan vaksinasi intradermal efektif biaya dan mengendalikan rabies melalui vaksinasi anjing massal dan pengendalian kelahiran hewan.

Sementara Sri Lanka dan Thailand telah berhasil menurunkan jumlah kematian terkait rabies melalui kampanye vaksinasi anjing massal, India telah mempromosikan vaksinasi rabies intradermal di tingkat negara.





(mer/ir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar