Kamis, 29 September 2011

Menekan Jumlah Penyakit Kronis dengan Vaksinasi

Your browser does not support iframes.




(Foto: thinkstock)
Jakarta, Penyakit kronis bukan merupakan penyakit menular seperti halnya flu. Jika selama ini penyakit menular bisa dicegah dengan melakukan vaksinasi, hal yang sama menurut para ahli juga bisa dilakukan untuk menekan jumlah penyakit tidak menular (penyakit kronis).

Badan Kesehatan Dunia (WHO) akan memusatkan perhatian pada cara-cara baru untuk memerangi munculnya penyakit tidak menular atau penyakit kronis. Termasuk beberapa penyakit yang disebabkan oleh penyakit menular yang kemungkinan bisa dicegah dengan vaksin.

Vaksinasi itu diharapkan dapat mengimunisasi jutaan orang di seluruh dunia. Karena setiap 20 detik, seorang anak meninggal oleh karena penyakit yang seharusnya dapat dicegah dengan vaksin.

"Sejumlah penyakit tidak menular atau penyakit kronis dapat berubah menjadi penyakit menular. Sekitar 20 persen kanker sebenarnya disebabkan oleh agen infeksi. Dengan keberhasilan mengatasi hepatitis B, yang merupakan penyebab terbesar kanker hati. Sehingga kami juga berharap vaksin Human Papilloma Virus (HPV) dapat untuk mencegah terjadinya kanker serviks," kata Seth Berkley, CEO dari GAVI Alliance seperti dikutip dari VOANews, Kamis (29/9/2011).

Berkley juga mengatakan bahwa organisasinya telah meluncurkan beberapa vaksin baru untuk mengatasi dua penyebab utama kematian anak, yaitu pneumonia dan diare. Vaksin rotavirus telah tersedia untuk mengatasi diare di negara berkembang.

Vaksin rotavirus mampu mengatasi virus yang menyebabkan diare. Vaksin pneumokokus juga telah tersedia untuk melawan bakteri pneumokokus. Bakteri pneumokokus menyebabkan pneumonia, yang merupakan salah satu pembunuh terbesar di dunia dan juga dapat menyebabkan meningitis.

Program tersebut didanai oleh United Nations Foundation, yang mempromosikan sebuah kampanye program yang disebut "Shot at Life". Program tersebut bertujuan untuk memperluas akses vaksin untuk anak-anak di negara berkembang. Di negara berkembang ada 2 juta anak meninggal sebelum ulang tahun kelima mereka karena tidak mendapatkan imunisasi yang dibutuhkan.

David Meltzer, wakil presiden senior di American Red Cross mengatakan bahwa, campak telah membunuh lebih dari 150 ribu anak di seluruh dunia setiap tahun termasuk di Amerika Serikat.

Meltzer mengatakan bahwa di Amerika Serikat lebih dari 700 ribu anak-anak meninggal setiap tahun karena penyakit campak. Orang di Amerika Serikat, termasuk beberapa orang tua, yang sering menghubungkan vaksinasi pada anak dengan autisme adalah salah.

"Masih ada yang mempercayai bahwa vaksin campak dapat menyebabkan autisme, namun hal tersebut tidaklah benar," katanya.

Errol Alden, CEO dari American Academy of Pediatricians mengatakan bahwa keyakinan terhadap vaksin campak yang dapat menyebabkan autisme, membuat orang enggan untuk memvaksinasi anaknya.

"Permasalahan utama dari tidak meluasnya vaksin adalah belum meluasnya pasokan vaksin ke berbagai negara. Permasalahan kedua adalah karena adanya mitos yang sangat banyak. Mitos yang sebenarnya tidak benar mengenai vaksin telah menyebabkan banyak orang enggan memvaksinasi anaknya," ujar Alden.

WHO menyatakan dengan memperluas akses terhadap vaksin dapat mencegah 1,7 juta kematian setiap tahun.



(ir/ir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar