Kamis, 16 Juni 2011

Ratusan Kasus Gegar Otak Ditemukan dalam Komik Asterix

Your browser does not support iframes.



Komik Asterix (dok: Telegraph)Dusseldorf, Jerman, Meski ditujukan untuk anak-anak, komik Asterix sarat dengan adegan kekerasan. Komik ini menampilkan banyak adegan baku hantam yang mengakibatkan sedikitnya 700 kasus gegar otak serius dan ditandai dengan pingsan atau lidah menjulur.

Seorang peneliti Jerman dari Heinrich Heine University, Marcel Kamp baru-baru ini meneliti 34 seri komik Asterix yang banyak digemari anak-anak. Dari berbagai adegan kekerasan yang ditampilkan, 704 di antaranya berakhir dengan kasus cedera otak serius.

Adegan kekerasan yang paling memicu cedera otak serius paling banyak dilakukan oleh tokoh utama dalam serial tersebut, yakni Asterix yang bertubuh kecil dan Obelix yang gemuk. Sisanya dilakukan oleh tokoh lain, yakni prajurit Roma, para bandit, bangsa Goth dan sebagainya.

Adanya cedera otak serius paling sering ditampilkan dengan gejala pingsan, yakni pada 390 kasus. Sebanyak 188 kasus ditandai dengan gejala hypogloseal paresis (lidah menjulur), sedangkan sisanya adalah periorbital ecchymoses (mata lebab seperti mata rakun) dan sporadic amnesia atau hilang ingatan.

Dengan menggunakan skala Glasgow, Kamp menggolongkan ratusan kasus cedera otak dalam kategori cedera otak ringan sebanyak 225 kasus, cedera sedang 89 kasus dan cedera berat 390 kasus. Artinya adegan kekerasan yang ditampilkan kebanyakan cukup brutal yang berbahaya.

Pukulan benda tumpul seperti tongkat atau batu merupakan pemicu cedera otak paling banyak dalam komik Asterik, yakni 696 kasus. Sisanya adalah dicekik lalu didorong hingga membentur dinding sebanyak 8 kasus dan terjatuh sendiri sebanyak 6 kasus.

Sementara jumlah korban cedera otak kebanyakan berasal dari kelompok prajurit Roma yakni 450 orang, disusul penduduk Galia tempat tinggal Asterix yakni 120 orang. Dari pihak bandit dan bajak laut sebanyak 20 orang, bangsa Goth 20 orang, bangsa Viking 8 orang dan bangsa Inggris 5 orang.

Kebanyakan tokoh dalam komik ini memang menggunakan helm baja, namun dalam sebagian besar adegan kekerasan helm tersebut terlepas dari kepala. Meski dikisahkan tidak ada yang tewas, banyaknya adegan kekerasan yang memicu cedera otak dikhawatirkan bisa mempengaruhi perilaku anak.

"Pertarungan melawan kekuasaan orang jahat tidak pernah digambarkan dengan cara yang lebih layak, ironis atau mungkin lucu," ungkap pakar neurologi dari University of Geneva, Karl Schaller seperti dikutip dari Telegraph, Kamis (16/6/2011).

Asterix merupakan judul komik sekaligus nama tokoh utama dalam cerita rekaan para seniman Prancis, Rene Goscinny dan Albert Uderzo. Komik yang mengisahkan perjuangan warga kampung Galia melawan penjajah Roma ini pertama kali diterbitkan tahun 1960-an di Prancis dan sangat digemari anak-anak.


(up/ir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar