Senin, 20 Juni 2011

Peneliti Perempuan di Indonesia Mulai Eksis

Your browser does not support iframes.



(Foto: thinkstock)Jakarta, Tak banyak orang yang mau mendedikasikan dirinya sebagai peneliti dan sebagian besar masih didominasi oleh laki-laki. Tapi kini peneliti perempuan di Indonesia mulai dipertimbangkan keberadaannya alias makin eksis.

"Perempuan punya potensi akademik yang luar biasa baik dalam bidang sains maupun teknologi," ujar Prof Ir Suryo Hapsoro Tri Utomo, PhD selaku Direktur Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Ditjen Dikti dalam acara talkshow LOreal Indonesia Fellowship For Women In Science 2011 di Gedung Dikti, Jakarta, Senin (20/6/2011).

Prof Hapsoro menuturkan selama ini bidang sains dan teknologi lebih didominasi oleh kaum laki-laki, tapi kini kaum perempuan sudah menunjukkan atau terlihat eksistensinya.

"Kami ingin mendorong jumlah karya penelitian yang diakui berkaliber atau bertaraf internasional, dan peran serta industri yang peduli dengan membuat program seperti ini sejalan dengan program pemerintah dalam mensetarakan perempuan dibidang pendidikan," ungkapnya.

Dan untuk menjaga agar peneliti ini tidak keluar dari Indonesia, maka pemerintah berusaha memberikan penghargaan yang pantas. Salah satunya adalah dalam 2 tahun terakhir telah diberikan penghargaan untuk penelitian luar biasa sebesar Rp 250 juta secara tunai, diharapkan tahun ini bisa dilakukan kembali.

"Salah satu yang mendapatkannya adalah ibu rumah tangga yang melakukan penelitian di rumah dengan subyek membawa masuk kalsium yang terdapat di dalam kulit telur ke dalam telur dan mengeluarkan kolesterolnya," ujar Prof Hapsoro.

Sementara itu Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO, Prof Dr Arief Rachman, MPd menuturkan salah satu masalah yang dihadapi oleh perempuan adalah adanya problem kultural yang masih kuat bahwa perempuan harus di rumah.

"Problem lainnya adalah peneliti di Indonesia belum dapat pengakuan secara profesi dengan imbalan yang kuat, masalah ini juga terjadi pada kaum laki-laki," ungkap Prof Arief.

Prof Arief menuturkan peneliti dari Indonesia tidak bisa disepelekan karena ternyata cukup powerful, terbukti dari adanya peneliti yang mendapatkan penghargaan di bidang internasional.

LOreal mencari peneliti perempuan

Sejak tahun 2004 hingga saat ini Loreal-UNESCO For Woman in Science sudah mendapatkan 20 orang perempuan dengan subjek penelitian yang berbeda-beda. Bahkan 3 diantara peneliti perempuan tersebut telah berhasil mendapatkan pengakuan di tingkat internasional dengan memenangkan fellowship internasional.

Untuk tahun ini akan dipilih 4 orang pemenang yaitu 2 orang dari life science dan 2 orang dari material science, masing-masing akan mendapatkan dana penelitian sebesar Rp 70 juta.

"Kami ingin menginspirasi perempuan peneliti Indonesia untuk berkarir dibidang sains, menggali kekayaan alam Indonesia dan mempersembahkan karya penelitiannya bagi kebaikan bangsa dan dunia," ujar Melanie Kridaman, selaku Corporate Communication dan Public Manager PT LOreal Indonesia.

Aplikasi proposal penelitian ini akan ditutup pada 17 September 2011, dan untuk aplikasi pendaftarannya bisa diundah melalui website Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU) di www.indonatcom.org.


(ver/ir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar