Rabu, 22 Juni 2011

Tes Genetik Bisa Memprediksi Kesehatan untuk Masa Depan

Your browser does not support iframes.



foto: ThinkstockJakarta, Bagaimana kondisi kesehatan anak Anda di masa depan? Apa saja risiko yang ditanggung anak? Lebih condong kemana sifat si anak, ke ayah atau ibunya? Untuk mengetahui kondisi-kondisi itu, kini banyak keluarga yang menggunakan tes genetik untuk mengetahui kesehatan keluarga di masa depan.

Tes genetik sering juga dikenal dengan tes DNA. Deoxyribo Nucleic Acid (DNA) merupakan asam nukleat yang menyimpan semua informasi tentang genetika. DNA inilah yang menentukan sifat-sifat khusus dari manusia.

Setiap anak akan menerima setengah pasang kromosom dari ayah dan setengah pasang kromosom lainnya dari ibu sehingga setiap individu membawa sifat yang diturunkan baik dari ibu maupun ayah.

Namun tes genetik ini tidaklah murah. Meski begitu pasangan suami istri Tanith Carey dan suaminya Anthony Harwood di New York memutuskan untuk mengeluarkan uang lebih demi mengetahui masa depan kesehatan kedua anaknya Lily (9 tahun) dan Clio (6 tahun) melalui tes genetik.



 



 

Untuk melakukan tes genetik ini biaya yang dikeluarkan mencapai US$ 99 atau sekitar Rp 851 ribu untuk 1 anggota keluarga. Tanith sekeluarga melakukannya di 23andMe, sebuah perusahaan di Amerika Serikat yang bergerak di bidang tes genetik.

Hasil yang diperoleh dari tes tersebut menunjukkan, Lily putri tertua memiliki 90 persen kemiripan genetis dengan ayahnya, Anthony. Sedangkan Clio si putri bungsu lebih banyak mewarisi sifat-sifat ibunya dengan kemiripan genetis mencapai 85,2 persen.

Beberapa sifat genetis yang diwariskan Anthony kepada Lily antara lain adalah kebiasaan bangun pagi. Lily dan Anthony memiliki kemiripan pada gen yang mengatur jam biologis, sehingga keduanya lebih rajin untuk bangun lebih awal dibanding sang ibu dan si putri bungsu.

Dibandingkan Tanith, Anthony lebih banyak mewariskan sifat genetisnya pada Lily dan Clio. Dikutip dari Dailymail, Rabu (22/6/2011), Anthony dan kedua putrinya sama-sama mewarisi celiac disease, yakni semacam reaksi alergi di sistem pencernaan terhadap gluten atau sejenis protein dalam daging.

Terkait dengan penyakit, Tanith hanya mewariskan risiko gangguan kesehatan pada Clio. Si putri bungsu ini punya risiko lebih besar dibanding kakaknya untuk menderita polycystic ovarian syndrome (ketidakseimbangan hormon seks) seperti yang saat ini diderita oleh Tanith.

Secara fisik, Tanith banyak mewariskan sifat-sifatnya ke Clio antara lain bentuk wajah agak bulat, bibir tebal dan agak pendek uuntuk seumurannya. Sementara Lily banyak mewarisi sifat Anthony, yakni bertubuh lebih semampai, rambut coklat dan struktur tulang yang mirip sang ayah.

Menariknya, kemiripan sifat genetis antara kakak beradik Lily dan Clio 88 persen lebih tinggi dibandingkan kemiripan keduanya dengan Anthony maupun Tanith. Lily dan Clio bahkan punya kecocokan sistem imun hingga 100 persen sehingga bisa saling mendonorkan organnya tanpa kesulitan.

Meski sangat mahal, Tanith menganggap penting tes genetis karena bisa digunakan untuk mengantisipasi berbagai risiko kesehatan. Terlebih di masa lalu, ayah Tanith punya riwayat penyakit autoimun yang langka, yakni penyusutan masa otot yang menewaskannya pada usia 57 tahun.

(up/ir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar