Rabu, 22 Juni 2011

9 Gambar Seram Baru di Bungkus Rokok Amerika

Your browser does not support iframes.



Bungkus rokok AS (dok. FDA)Jakarta, Pemerintah federal di Amerika meluncurkan peraturan baru tentang peringatan kesehatan bergambar yang lebih berani dan menakutkan pada iklan dan bungkus rokok. Ke-9 peringatan bergambar pada bungkus rokok itu sudah diluncurkan.

Sembilan label peringatan bergambar di bungkus rokok telah diresmikan oleh Food and Drug Administration. Ke-9 peringatan bergambar baru tersebut tampak lebih besar, lebih terbaca dan grafis yang menggambarkan konsekuensi bahaya kesehatan dari merokok.

"Dengan peringatan ini, setiap orang yang mengambil sebungkus rokok akan tahu persis risiko apa yang bisa ambil," Kathleen Sebelius, Sekretaris Pelayanan Kesehatan dan Masyarakat, seperti dilansir CNN, Rabu (22/6/2011).

Sebelius menyebutkan merokok dan penggunaan tembakau lainnya adalah penyebab kematian nomor satu yang dapat dicegah di Amerika. Ia mengklaim rokok telah menyebabkan kematian lebih dari 440.000 jiwa per tahun.

Bungkus rokok Amerika yang baru kini akan menampilkan warna gambar hidup dan dengan salah satu peringatan dari bahaya merokok, yaitu:

1. Rokok adalah candu (Cigarettes are addictive)
Peringatan ini memuat gambar pria yang sedang merokok, tapi asap rokok bukan keluar dari hidung melainkan dari lehernya yang bolong.

 



 

Label peringatan bergambar tersebut direncanakan harus ada pada bungkus rokok pada bulan September 2012 dan akan mencakup bagian atas dari bungkus rokok, di kedua sisi depan dan belakang. Setidaknya 50 persen bungkus rokok harus tertutupi gambar seram tersebut.

Selain itu, peringatan harus mencakup minimal 20 persen dari iklan rokok. Iklan kecil kurang dari 12 inci (30 cm) tidak memerlukan cakupan 20 persen, tetapi masih harus memiliki peringatan.

Masing-masing peringatan juga akan memiliki nomor telepon 1-800-QUIT-NOW agar perokok bisa melakukan panggilan untuk mendapatkan bantuan jika mereka ingin berhenti merokok.





(mer/ir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar