Rabu, 22 Juni 2011

Dengan Vietnam Saja, Jaminan Kesehatan Indonesia Masih Kalah

Your browser does not support iframes.



(Foto: thinkstock)Jakarta, Jumlah masyarakat Indonesia yang mendapatkan jaminan kesehatan baru sekitar 48 persen. Jumlah ini masih lebih rendah dibanding dengan negara Vietnam yang sudah mencapai 55 persen dan negara Filipina sebesar 76 persen.

Angka tersebut berdasarkan data yang dianalisis oleh tim dari Lancet ASEAN. Saat ini di ASEAN sendiri terbagi menjadi 4 kelompok negara berdasarkan urutan kemajuannya yaitu:


  1. Brunei Darussalam dan Singapura
  2. Malaysia dan Thailand
  3. Indonesia, Vietnam dan Filipina
  4. Laos, Myanmar dan Kamboja

"Negara Indonesia setingkat dengan Filipina dan Vietnam yang termasuk negara dengan kondisi membaik, tapi kemajuannya tidak secepat negara Thailand dan Malaysia," ujar dr Endang L Achadi, MPH, DrPH selaku anggota tim penyusun The Lancet ASEAN dalam acara talkshow Launching of The Lancet special ASEAN Health Edition, di Hotel Bidakara, Rabu (22/6/2011).

Asuransi kesehatan di Indonesia mungkin hanya dimiliki oleh masyarakat yang mampu serta pekerja di beberapa perusahaan. Sedangkan bagi rakyat yang tidak mampu tidak semuanya mendapatkan jaminan kesehatan.

Rendahnya jumlah rakyat yang mendapat jaminan kesehatan menunjukkan diperlukannya sistem asuransi yang dapat mencakup semua lapisan masyarakat. Baik yang berpenghasilan tinggi ataupun yang tidak memiliki penghasilan sama sekali, sehingga konsepnya semua penduduk atau masyarakat mendapatkan jaminan yang sama.

Peluncuran the Lancet edisi khusus kesehatan di ASEAN

dr Endang menuturkan tujuan dari Lancet edisi ASEAN ini adalah untuk kerja sama antar negara di Asia Tenggara, paling tidak untuk bertukar pengalaman dalam mengatasi masalah.

"Diharapkan paling tidak sama-sama sadar bahwa ada hal-hal yang bisa dimanfaatkan," ujar dr Endang yang juga dosen di FKM UI.

Asia Tenggara adalah wilayah yang secara politis dan sosiologis terkait satu sama lain sehingga diharapkan bisa saling share dan memberi masukan dalam mencari cara pemecahan. Hal ini karena masalahnya agak-agak mirip walaupun sebenarnya tidak sama.

"Pola penyakitnya hampir sama, tapi kenapa di satu negara bisa lebih baik dalam penanganannya dibandingkan dengan negara lainnya yang sama-sama di Asia Tenggara," ujarnya.

Proses pembuatan Lancet edisi ASEAN ini membutuhkan waktu hampir 2 tahun, dan dari Indonesia melibatkan 4 orang yaitu 2 orang dari FKM UI dan 2 orang lagi dari FK UGM. Pemilihan ini dengan melihat siapa saja yang paling banyak menulis tentang hal-hal yang terkait serta rekomendasi.

Hasil yang ada di dalam Lancet ASEAN ini merupakan kombinasi dari menelaah data, program dan kebijakan yang ada di masing-masing negara, sehingga masyarakat dan dokter di dunia tahu bagaimana dinamika yang ada di ASEAN.

Lancet edisi regional ini sebelumnya telah dibuat untuk Afrika, China, ASEAN, India dan saat ini yang sedang dalam proses adalah edisi Jepang.


(ver/ir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar