Rabu, 22 Juni 2011

Pertumbuhan Jumlah Dokter Spesialis Kalah Cepat dari RS

Your browser does not support iframes.



(Foto: thinkstock)Jakarta, Jumlah dokter spesialis memang terus bertambah. Tapi sayangnya jumlah pertambahan dokter spesialis ini masih kalah cepat dibandingkan dengan laju pertumbuhan rumah sakit.

"Tahun 2005, gap antara lulusan dokter spesialis dengan kebutuhannya sekitar 8.000-9.000, tapi sekarang makin lebar yaitu sekitar 15.000," ujar Dr Suprijantoro, SpP, MARS selaku Dirjen Bidang Upaya Kesehatan Kemenkes dalam acara talkshow Launching of The Lancet special ASEAN Health Edition, di Hotel Bidakara, Rabu (22/6/2011).

Menurut Dr Suprijantoro kondisi ini terjadi karena dokter spesialis hanya boleh dari pendidikan negeri, sehingga pertambahannya kurang maksimal. Karenanya sekarang sedang dirumuskan rancangan undang-undang pendidikan kedokteran yang mengatur bahwa spesialis boleh dari fakultas kedokteran swasta asalkan memiliki akreditasi A.

Untuk menangani kurangnya dokter spesialis di daerah tertentu seperti terpencil yang umumnya minim dokter spesialis, biasanya dokter umum yang ada akan diberikan pelatihan terakreditasi seperti pelatihan emergency untuk melahirkan, operasi caesar atau pelatihan khusus lainnya. Dokter umum yang mendapatkan pelatihan terakreditasi ini disebut dengan dokter plus.

Kesenjangan yang terlalu besar antara produksi dan kebutuhan dokter spesialis disebabkan oleh banyak faktor. Salah satunya adalah kalah cepatnya pertambahan dokter spesialis dibanding dengan pertumbuhan rumah sakit.

Diketahui bahwa pada awal tahun 2010 jumlah rumah sakit di Indonesia ada 1.523, sedangkan hingga awal Juni 2011 diketahui jumlah rumah sakit sudah meningkat jadi 1.676.

Hal ini berarti dalam kurun waktu sekitar 15 bulan bertambah 153 rumah sakit, sehingga rata-rata setiap bulannya ada 10 rumah sakit baru. Karenanya laju pertumbuhan rumah sakit ini terbilang tinggi.

Meski terbilang jumlahnya cukup banyak, tapi hanya sedikit yang sudah mendapatkan akreditasi internasional. Dan saat ini Indonesia tengah berusaha menuju rumah sakit dunia (world class hospital)

Dr Suprijantoro menuturkan ada beberapa hal yang menjadi fokus dalam membuat rumah sakit yang terakreditasi secara internasional yaitu:


  1. Standar kepedulian pasien
  2. Standar manajemen rumah sakit
  3. Sasaran keselamatan pasien
  4. Sasaran dalam mencapai MDGs (millenium Development Goals).
 


(ver/ir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar