Dahsyatnya KB Pria Vasektomi Diakui Tukang Pijat Tuna Netra

Your browser does not support iframes.

Laode Hade (Foto: detikHealth)Kendari, KB dengan metode vasektomi atau sterilisasi kurang diminati pria karena ada anggapan bisa mengurangi kejantanan. Mitos ini terbantahkan dengan kisah seorang tukang pijat tuna netra, yang mengaku gairah dan stamina seksnya justru meningkat sejak ikut KB vasektomi.

Laode Hade, pria tuna netra asal Kecamatan Raha, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara adalah salah satu peserta KB yang memilih vasektomi sebagai metode kontrasepsi. Ia mengaku menjalani operasi pengikatan saluran sperma sejak tahun 2009.

Laode yang kini berusia 41 tahun memilih metode kontrasepsi tersebut atas inisiatifnya sendiri, tentu saja dengan persetujuan sang istrinya yang usianya 3 tahun lebih muda. Namun keputusan ini tak lepas dari berbagai keluhan dari metode kontrasepsi lain yang pernah dipakai istrinya.

Awalnya, pasangan yang sudah dikaruniai 6 anak ini memakai spiral sejak kelahiran anak kedua yang kini sudah memberinya seorang cucu. Namun keluhan datang dari Laode sendiri, yang merasa ada sesuatu yang mengganjal di vagina setiap kali bercinta dengan istrinya.

"Serasa seperti ada sentuhan di dalam, agak tajam sehingga saya kurang nyaman," ungkap Laode saat ditemui di Kantor Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Selawesi Tenggara, Jl Balaikota Kendari, Rabu (15/6/2011).

Karena dirasakan sangat mengganggu, Laode dan istrinya memutuskan untuk menghentikan pemakaian metode spiral. Metode kontrasepsi yang jadi pilihan berikutnya adalah KB suntik, yang dipakai oleh istri Laode sejak melahirkan anak ketiganya.

Laode memang tidak mengalami masalah yang berarti sejak istrinya ikut KB suntik. Namun perubahan drastis justru terjadi pada istrinya yang makin hari jadi semakin gemuk, sehingga mau tak mau Laode jadi khawatir memikirkannya.

"Anggapan saya waktu itu, orang gemuk mudah kena kanker. Saya tidak tahu yang benar bagaimana, tapi itu keyakinan saya sendiri sehingga saya minta istri saya berhenti ikut KB suntik," lanjut Laode.

Sejak saat itulah, Laode memutuskan untuk mensterilkan diri melalui vasektomi atau pengikatan saluran sperma agar istrinya tak perlu ber-KB. Tak ada efek samping apapun yang dirasakan, bahkan sejak saat itu Laode masih bisa menghamili istrinya dengan terncana sebanyak 4 kali dengan jeda rata-rata 2 tahun.

Efek samping vasektomi yang banyak dikhawatirkan para pria yakni mengurangi kejantanan sama sekali tak dirasakan Laode. Bahkan ia mengaku, gairah dan stamina seksnya justru meningkat sehingga istrinya juga bisa lebih puas ketika sedang bercinta.

"Sebelum vasektomi rata-rata saya berhubungan badan 2-3 kali seminggu, masing-masing selama 5-7 menit. Sekarang hampir tiap malam saya bisa melayani istri, tenaganya juga lebih kuat karena bisa tahan 20-30 menit. Kalau main santai, 1 jam saya juga bisa," tambah Laode bersemangat.

Efek samping positif yang kedengarannya memang agak 'berlebihan' ini juga dirasakan istrinya, yang lebih terpuaskan sejak Laode ikut vasektomi. Laode berani mengatakan istrinya lebih puas, karena sejak saat itu istrinya jadi sering mengajak berhubungan badan.

Sehari-hari Laode bekerja sebagai tukang pijat dengan tarif panggilan Rp 50 ribu, atau Rp 40 ribu jika pasiennya datang sendiri. Dalam sehari, pria tuna netra ini rata-rata sanggup melayani 3-4 pasien.

Dari 6 anak yang dilahirkan oleh istrinya, anak tertua saat ini berusia 20 tahun sedangkan yang paling kecil belum genap berusia 6 tahun. Satu-satunya yang sudah menikah adalah anak kedua, yang kini telah memberikan seorang cucu untuk Laode.

Atas inisiatifnya untuk melibatkan diri dalam program KB, Laode akan menerima penghargaan sebagai motivator KB Pria telladan dari BKKBN Sultra. Pemberian penghargaan akan diberikan siang ini dalam puncak acara road show Hari Keluarga di Lapanga Poasia, Kecamatan Poasia, Kendari.


(up/ir