Kamis, 10 Maret 2011

RSCM Berhasil Lakukan Transplantasi Hati dengan Sempurna

Your browser does not support iframes.



foto: ThinkstockJakarta, RSCM telah berhasil melakukan operasi transplantasi hati untuk pertama kalinya. Kini setelah dua bulan pasien melakukan transplantasi hati dapat dinyatakan bahwa proses tersebut berhasil dengan sempurna.

"Setelah 2 bulan dari operasi transplantasi hati yang dilakukan di RSCM kami bisa katakan bahwa operasi ini cukup berhasil," ujar Prof Dr dr Akmal Taher, SpU(K)
selaku dirut RSCM dalam acara RSCM Serahkan Pasien Transplantasi Hati Berhasil Pertama di Indonesia kepada PT Telkom dan DISKES TNI AL di gedung A
RSCM, Kamis (10/3/2011).

Keberhasilan ini sekaligus menjadi keberhasilan transplantasi hati pertama di Indonesia. Sukses ini diraih melalui kerjasama tim transplantasi RSUPN dr Cipto
Mangunkusumo dengan tim transplantasi hati Hepatobiliary and Pancreatic Disease, First Affiliated Hospital, Zhejiang University School of Medicine, Hangzhou, China yang dipimpin oleh Profesor Shu-Sen Zheng.

"Dua bulan setelah melakukan operasi yang sangat sulit ini kami menyerahkan pasien kembali pada keluarga atau instansi terkait," ungkap Prof Akmal.

RSCM telah berhasil melakukan 2 kali transplantasi hati, yang pertama tanggal 13 Desember 2011 dengan pasien Abdul Mukri (44 tahun) yang mendapatkan donor hati dari anaknya Nisa (18 tahun) sedangkan operasi kedua dilakukan tanggal 15 Desember 2011 dengan pasien Aulia (6 tahun) yang mendapatkan donor hati dari ayahnya Haryanto.

Tim dokter RSCM yang diketuai oleh Dr Sastiono, SpB, SpBA menjelaskan bahwa fasilitas dan peralatan pendukung bukan satu-satunya faktor penentu. Namun metode penanganan sebelum dan sesudah operasi, kemampuan dokter, komunikasi intensif dan kelengkapan tim yang menjadi kunci keberhasilan tim dokter RSCM.

Dalam proses transplantasi ini melibatkan 16 dokter spesialis dari RSUPN dr Cipto Mangunkusumo diantaranya dokter bedah, dokter liver untuk anak dan dewasa, dokter anestesi, radiologi, patologi, gizi klinik sampai perawat untuk transplantasi.

"Pada kasus Aulia disebabkan oleh penyakit autoimun yang telah menjadi sirosis, sedangkan pada kasus Abdul Mukri disebabkan oleh hepatitis B akut yang telah menjadi sirosis," ujar Dr Sastiono.

Sementara itu Direktur Bina Upaya Kesehatan Rujukan Kemenkes Chairul Radjab Nasution menuturkan dalam peraturan pemerintah telah dinyatakan bahwa transplantasi hanya dilakukan oleh rumah sakit yang sudah dirujuk.

"Diharapkan keberhasilan ini bisa memacu transplantasi organ lainnya di Indonesia sehingga masyarakat tidak perlu lagi melakukan transplantasi di luar negeri," ujar Chairul.

Tersedianya layanan transplantasi hati di RUPN dr Cipto Mangunkusumo ini diharapkan bisa menjanjikan kemudahan bagi penderita gagal hati akut di Indonesia yang berdasarkan data diperkirakan mencapai 20 juta penderita, serta dapat menekan biaya operasi dan perawatan yang lebih murah dibanding di luar negeri.

(ver/up

Tidak ada komentar:

Posting Komentar