Rabu, 09 Maret 2011

Kantung Kemih Hasil Rekayasa Sel Sukses Ditanamkan ke 5 Bocah

Your browser does not support iframes.



(Foto: thinkstock)Jakarta, Lima bocah asal Meksiko selama 6 tahun ini sukses menggunakan kantung kemih hasil rekayasa sel. Kelima bocah ini terpaksa menggunakan kantung kemih hasil rekayasa sel karena saluran penampungan urine rusak.

Kelima bocah Meksiko itu kini telah berusia 10 sampai 14 tahun. Mereka mengalami kerusakan dan luka-luka di saluran kemih akibat kecelakaan.

Namun keberhasilan studi berbasil rekayasa sel ini baru dipublikasikan Senin 7 Maret 2011 dalam jurnal Lancet. Pengembangan ini tercatat sebagai yang pertama untuk bidang pengobatan regeneratif.

Ilmuwan telah berhasil membuat uretra atau kantung kemih yang membawa urine keluar dari tubuh. Uretra buatan ini menggunakan sel-sel milik bocah-bocah tersebut yang terlebih dahulu dikembangkan di laboratorium sebelum ditanamkan ke tubuh bocah-bocah itu.

Sel-sel tersebut dibiarkan tumbuh dan direkayasa menjadi jaringan uretra. Peneliti membuat dua jenis sel, yaitu sel otot untuk lapisan luar tabung dan sel endotel yaitu sel-sel untuk garis pembuluh darah dan struktur tubular lainnya seperti lapisan dalam.

Kemudian sel-sel itu ditanamkan (implan) ke tubuh para bocah tersebut dimana kemudian lembaran sel mulai membentuk jaringan baru. Setelah empat minggu, tim dapat mengeluarkan kateter yang digunakan anak-anak tersebut karena mereka akhirnya mampu buang air kecil melalui uretra baru.

Hasil biopsi menunjukkan uretra hasil rekayasa ini memiliki lapisan otot epitel normal dan halus dalam waktu tiga bulan.

"Pengujian aliran urine dan ukuran diameter tabung menunjukkan bahwa jaringan rekayasa uretra tersebut masih bisa bekerja setelah enam tahun," jelas Dr. Anthony Atala, direktur Institute for Regenerative Medicine di Wake Forest University Baptist Medical Center di North Carolina, seperti dilansir Foxnews, Rabu (9/3/2011).

Sebelumnya, tim Dr. Atala pernah menumbuhkan organ berongga yang digunakan sebagai pengganti kandung kemih, yang ditanamkan pada 9 anak pada tahun 1998. Uretra ini menawarkan tantangan karena adalah struktur tubular (berbentuk tabung kecil).

Menurutnya, kedua kasus antara tahun 1998 dan sekarang menggunakan teknik yang mirip atau hampir sama.

"Pada dasarnya, pasien datang ke kami dengan orang yang sakit atau terluka. Kami mengambil bagian jaringan yang sangat kecil, sekitar setengah ukuran perangko," jelas Dr. Atala.

Untuk kasus terbaru, tim menambahkan faktor pertumbuhan yang memelihara sel-sel dan mendorongnya untuk berkembang biak dalam jumlah besar.

Tim Dr. Atala terus memantau anak-anak tersebut selama enam tahun terakhir dan memastikan bahwa uretra tersebut bekerja dengan baik.

"Terapi berbasis sel ini melengkapi obat dan perangkat dengan tujuan untuk menyembuhkan yang belum terpenuhi dalam kebutuhan media generasi kami, seperti kebutaan, diabetes, gagal jantung, penyakit Parkinson dan stoke," jelas Dr. Atala.

Sedangkan Chris Mason, ahli pengobatan regeneratif di University College London yang tidak terlibat dalam penelitian menyatakan bahwa uretra ini benar-benar berhasil ditumbuhkan di laboratorium dengan menggunakan living tubes (tabung hidup) yang mengalirkan urine dari kandung kemih.

"Ini menunjukkan kekuatan terapi sel," jelas Mason.

Menurutnya, ketika sebuah organ atau jaringan mengalami kerusakan atau trauma dan tidak dapat diperbaiki lagi, maka tidak ada obat-obatan atau alat mekanik untuk memulihkan dan membuat pasien normal kembali.

"Terapi berbasis sel ini menawarkan penyembuhan yang potensial nantinya," lanjut Mason.

Kecacatan uretra bisa disebabkan karena luka, penyakit atau kecacatan sejak lahir. Sementara kecacatan karena tabung saluran kemih yang lebih pendek atau lebih besar masih bisa diperbaiki dengan cangkok jaringan, yang biasanya diambil dari kulit atau lapisan pipi.

Tetapi bila cangkokan gagal, maka setengah dari kasus tersebut sering menimbulkan infeksi, perdarahan dan kesulitan buang air kecil.





(mer/ir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar