Selasa, 08 Maret 2011

Jepang Pastikan Kematian 4 Balita Bukan Karena Vaksin

Your browser does not support iframes.



(Foto: detikcom)Tokyo,, Orangtua yang punya anak balita kini tidak perlu khawatir untuk memberikan imunisasi lengkap. Hasil investigasi di Jepang memastikan, tewasnya 4 balita usai imunisasi tidak terkait dengan pemberian vaksin pneumonia dan meningitis.

Hasil investigasi terkait tewasnya 4 balita usai imunisasi diumumkan oleh panel ahli di Kementerian Kesehatan Jepang pada Selasa, 8 Februari 2011. Dipastikan, kejadian itu tidak terkait dengan pemberian vaksin Prevenar buatan Pfizer dan Act-HIB buatan Sanofi Aventis.

Dikutip dari Reuters, Rabu (9/3/2011), Jepang memastikan 3 dari 4 balita yang tewas di Jepang mendapat vaksin Prevenar dan Act-HIB sekaligus. Tak hanya itu, ketiganya juga mendapatkan vaksin DPT (difteri, pertusis, tetanus) dalam waktu bersamaan.

Kematian 4 balita di Jepang menyita perhatian berbagai negara, tak terkecuali Amerika Serikat. Namun tidak seperti Jepang yang kemudian menghentikan peredaran kedua vaksin, Amerika Serikat hanya memantau perkembangan terbaru dari penyelidikan di Jepang.

Sementara itu, otoritas kesehatan Australia memastikan produk vaksin sejenis yang dipasarkan di Jepang berasal dari batch yang berbeda dengan yang beredar di negaranya. Karena itu Australia lebih dulu memastikan kedua vaksin tersebut aman digunakan.

Sebelumnya, pada Februari 2010 para peneliti di Belanda juga sudah memastikan bahwa kedua vaksin tersebut aman untuk digunakan. Sama seperti di Jepang, penelitian di Belanda dilakukan menyusul tewasnya 3 bayi baru lahir usai mendapatkan vaksin Prevenar.

Indonesia sendiri melalui Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) seperti ditulis detikHealth sebelumnya, sudah memastikan vaksin meningitis dan pneumonia aman untuk balita. Sama seperti di Australia, produk yang dijual di Indonesia berasal dari bacth yang berbeda dengan yang di Jepang.

Di samping itu, Deputi Bidang Pengawasan Produk Terapeutik dan Napza BPOM, Dra Lucky Slamet, Msc mengatakan belum menerima laporan Kejadian Ikutan Paska Imunisasi (KIPI). Apalagi menurut Lucky, Prevenar dan Act-HIB tidak termasuk vaksin wajib yang diprogramkan pemerintah.

Prevenar adalah vaksin buatan perusahaan Amerika Serikat, Pfizer yang diberikan pada balita untuk mencegah ingfeksi meningitis. Sementara itu vaksin Act-HIB dibuat oleh perusahaan farmasi Prancis, Sanofi-Aventis yang tujuannya untuk mencegah infeksi Haemophilus Influenza Type B.

(up/ir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar