Your browser does not support iframes.
(Foto: Uyung/detikHealth)Jakarta, Kabar Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih terkena kanker paru sebenarnya sudah diketahui sejak bulan Oktober 2010, tapi baru heboh di media hari Sabtu dan Minggu kemarin. Menkes menyayangkan hal ini karena sebenarnya tidak etis dokter membeberkan penyakit pasien kepada publik.
"Saat 2009 diperiksa saya belum tahu dan memang tidak terdeteksi. Kalau saya tahu pasti saya sudah berobat. Ini juga merupakan berita yang mengejutkan buat saya dan keluarga," jelas Menkes saat konferensi pers di Gedung Kemenkes, Senin (17/1/2011).
Menkes juga menjelaskan bahwa sebenarnya suatu penyakit adalah ranah pribadi pasien dan dokter tidak etis memberitahunya ke publik.
"Suatu penyakit sebetulnya ranah pribadi saya sangat setuju. Dan sebagai seorang dokter saya tidak setuju (dokter beberkan penyakit pasien), karena sewaktu sekolah kita dididik mengenai kode etis," jelas Menkes.
Menurut Menkes, yang tahu perihal penyakitnya hanya sedikit pejabat eselon I yang berhubungan dengan pekerjaan.
"Makanya ketika Anda bertanya dengan Puskom (Pusat Komunikasi Kemenkes) mereka bilang tidak tahu, karena memang tidak tahu," lanjut Menkes.
Menkes menyayangkan tersebarnya berita ini, tetapi ia juga tidak mau menutupi.
"Ya sudahlah, mungkin dokter yang mau memberitahu. Kita kan bisa melihat siapa dokter yang bicara ke publik. Tapi yang saya ingin sampaikan agar dokter-dokter muda tidak melakukan hal seperti ini karena ini termasuk etika seorang dokter," jelas Menkes.
Menkes mengaku tetap bersyukur dengan penyakit yang dideritanya. Ia mengaku tetap menjalani tugas sebagai Menteri Kesehatan seperti biasa.
"Saya tetap bersyukur dengan diberi penyakit. Saya tetap berobat di RSPAD tempat saya screening dan juga ke Guangzhou. Saya berobat tapi tidak mengganggu aktivitas, berenang apalagi memimpin rapat. Jadi saya tetap menjalankan amanah," jelas Menkes.
Menkes juga mengaku mendapat dukungan penuh dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
"Yang pertama saya laporkan adalah bapak presiden. Beliau sudah tahu dan bahkan mensupport. Tidak ada kelonggaran dan Alhamdulillah sih sampai saat ini saya tetap menjalankan pengobatan tanpa mengurangi tugas saya," jelas Menkes.
Â
(mer/ir
(Foto: Uyung/detikHealth)Jakarta, Kabar Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih terkena kanker paru sebenarnya sudah diketahui sejak bulan Oktober 2010, tapi baru heboh di media hari Sabtu dan Minggu kemarin. Menkes menyayangkan hal ini karena sebenarnya tidak etis dokter membeberkan penyakit pasien kepada publik.
"Saat 2009 diperiksa saya belum tahu dan memang tidak terdeteksi. Kalau saya tahu pasti saya sudah berobat. Ini juga merupakan berita yang mengejutkan buat saya dan keluarga," jelas Menkes saat konferensi pers di Gedung Kemenkes, Senin (17/1/2011).
Menkes juga menjelaskan bahwa sebenarnya suatu penyakit adalah ranah pribadi pasien dan dokter tidak etis memberitahunya ke publik.
"Suatu penyakit sebetulnya ranah pribadi saya sangat setuju. Dan sebagai seorang dokter saya tidak setuju (dokter beberkan penyakit pasien), karena sewaktu sekolah kita dididik mengenai kode etis," jelas Menkes.
Menurut Menkes, yang tahu perihal penyakitnya hanya sedikit pejabat eselon I yang berhubungan dengan pekerjaan.
"Makanya ketika Anda bertanya dengan Puskom (Pusat Komunikasi Kemenkes) mereka bilang tidak tahu, karena memang tidak tahu," lanjut Menkes.
Menkes menyayangkan tersebarnya berita ini, tetapi ia juga tidak mau menutupi.
"Ya sudahlah, mungkin dokter yang mau memberitahu. Kita kan bisa melihat siapa dokter yang bicara ke publik. Tapi yang saya ingin sampaikan agar dokter-dokter muda tidak melakukan hal seperti ini karena ini termasuk etika seorang dokter," jelas Menkes.
Menkes mengaku tetap bersyukur dengan penyakit yang dideritanya. Ia mengaku tetap menjalani tugas sebagai Menteri Kesehatan seperti biasa.
"Saya tetap bersyukur dengan diberi penyakit. Saya tetap berobat di RSPAD tempat saya screening dan juga ke Guangzhou. Saya berobat tapi tidak mengganggu aktivitas, berenang apalagi memimpin rapat. Jadi saya tetap menjalankan amanah," jelas Menkes.
Menkes juga mengaku mendapat dukungan penuh dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
"Yang pertama saya laporkan adalah bapak presiden. Beliau sudah tahu dan bahkan mensupport. Tidak ada kelonggaran dan Alhamdulillah sih sampai saat ini saya tetap menjalankan pengobatan tanpa mengurangi tugas saya," jelas Menkes.
Â
(mer/ir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar