Selasa, 25 Januari 2011

Bisakah Meningitis Kambuh Lagi?

Your browser does not support iframes.



(Foto: thinkstock)Jakarta, Meningits merupakan penyakit yang kejam karena bisa menyebabkan kecacatan atau kematian. Jika seseorang berhasil selamat dari meningitis, apakah penyakit ini bisa kambuh lagi?

"Kalau sudah terkena meningitis masih bisa kambuh lagi atau terkena infeksi baru," ujar dr Darma Imran, SpS(K) dari FKUI-RSCM dalam acara diskusi klinik KBR68H, Jakarta, Selasa (25/1/2011).

dr Darma menuturkan hal ini karena penyebab dari infeksi otak yang salah satunya adalah meningitis ini bisa ratusan atau bahkan ribuan, mulai dari virus, bakteri, parasit, jamur hingga cacing pita.

Sementara vaksin yang sudah ada hanya sedikit yaitu untuk balita ada vaksin IPD yang bisa mencegah meningitis akibat bakteri pneumokokus dan vaksin meningitis untuk mencegah bakteri yang masih menjadi endemis di jazirah arab.

Kondisi ini juga dikhawatirkan oleh Bapak Usman dari Jambi yang anaknya pernah terkena meningitis saat berusia 10 bulan. Ketika itu bayinya mengalami panas turun selama 3 minggu, lalu dibawa ke rumah sakit umum dan harus dirawat inap.

"Baru sehari dirawat anak saya mengalami koma, setelah diambil cairan tulang belakangnya hasil laboratorium menunjukkan positif untuk meningitis. Dokter menjelaskan pada saya kemungkinan terburuknya seperti kerusakan otak, kelumpuhan dan sebagainya," ujar Bapak Usman.

Setelah 12 hari anaknya mulai sadar dari koma tapi nyaris semua organ tubuhnya tidak bisa berfungsi, misalnya yang tadinya bisa berjalan jadi tidak bisa jalan dan tidak bisa mendengar. Setelah anaknya sadar ia mulai melakukan pengobatan yang ketat, melakukan terapi dua kali seminggu selama satu tahun dan rutin kontrol.

"Sekarang ia berusia 2,5 tahun dan sudah sehat hanya fungsi kaki kirinya yang belum sepenuhnya normal dan masih sulit mengendalikan emosinya," ungkapnya.

dr Darma menuturkan salah satu faktor penting dalam menentukan keberhasilan pengobatan meningitis adalah melakukan diagnosis dengan tepat sehingga bisa diketahui penyebabnya. Pemeriksaan melalui rontgen, CT-scan atau MRI umumnya hanya bisa membantu mengenali tanda-tanda radang otak, tapi untuk diagnosis pastinya melalui pemeriksaan cairan otak.

"Pemeriksaan ini sifatnya invasif (menusuk organ untuk mengambil cairan) jadi harus dilakukan dengan hati-hati karena relatif ada bahayanya. Namun manfaatnya sangat besar, karena bisa melihat siapa yang bertanggung jawab terhadap infeksi tersebut," ujarnya.

"Meningitis merupakan infeksi otak yang mematikan, meskipun persentase di Indonesia tidak tinggi tapi angka kematiannya tinggi yaitu lebih dari 50 persen," ujar dr Darma yang juga mengajar di FKUI.

(ver/ir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar