Rabu, 26 Januari 2011

Khusus Wanita! Pakai Koyo Estrogen Bisa Pertajam Memori

Your browser does not support iframes.



(Foto: thinkstock)Jakarta, Gejala-gejala pikun biasanya mulai nampak ketika seorang wanita memasuki masa menopause. Sebuah penelitian baru sedang menguji pemanfaatan koyo estrogen yang bisa mempertajam memori, terutama bagi wanita menopause.

Sebuah penelitian baru sedang menyelidiki pemakaian koyo estogen yang digunakan selama 1 bulan pada wanita menopause. Koyo estrogen ini diharapkan dapat membantu wanita menopause meningkatkan penalaran mental dan daya ingat.

"Jika berhasil, implikasi kesehatan yang diperoleh dari uji klinis ini bisa sangat besar," kata peneliti dari Massachusetts General Hospital dan National Institute on Ageing di Amerika Serikat, dilansir Dailymail, Rabu (26/1/2011).

Selama bertahun-tahun, penelitian estrogen difokuskan pada perannya dalam reproduksi, seperti konsepsi, kontrasepsi dan menopause. Tetapi para ilmuwan sekarang tahu bahwa estrogen memiliki fungsi lainnya, yakni meningkatkan memori.

Teori terakhir menyebutkan bahwa hormon estrogen yang mengalami penurunan selama menopause, memiliki efek perlindungan pada sel-sel saraf di otak, termasuk yang terlibat dalam memori.

Studi lain menemukan bahwa estrogen dapat meningkatkan hubungan antara sel-sel saraf dan membuat kinerjanya lebih efektif.

Studi tersebut juga menyarankan bahwa hormon estrogen dapat menurunkan risiko demensia (kepikunan) dengan melindungi sel-sel otak (neuron) dari bahan kimian berbahaya yang dihasilkan dalam proses penuaan.

Walaupun penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa estrogen memiliki efek sementara pada memori yang berlangsung beberapa hari, para ilmuwan berpendapat hal ini memiliki dampak terbesar pada kesejahteraan.

Jenis koyo estrogen yang digunakan dalam penelitian ini telah tersedia di pasaran Inggris dan cenderung akan digunakan bagi wanita menopause dengan risiko kepikunan, kepadatan tulang yang rendah dan risiko osteoporosis, karena estrogen juga penting untuk membangun tulang.

"Efek estrogen pada memori dan risiko terkena demensia berpotensi sangat menarik," Dr Susanne Sorensen, kepala penelitian di Alzheimer's Society.

Menurut Dr Sorensen, kekuatan studi ini adalah menargetkan orang-orang di berbagai kelompok umur termasuk pertengahan hidup, yang merupakan waktu terbaik untuk mengurangi risiko demensia.
(mer/ir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar