Your browser does not support iframes.
Frederic Chopin (dok: fast.fm)Lugo, Spanyol, Komposer legendaris Frederic Chopin dikenal dengan musiknya yang galau atau sendu. Selain gangguan suasana hati atau bipolar, faktor lain yang menyebabkan Chopin selalu murung dan sering berhalusinasi adalah epilepsi.
Sejak dilahirkan di Warsawa, Polandia pada 1 Maret 1810, Chopin memang sudah akrab dengan berbagai masalah kesehatan. Oleh dokter pada masa itu ia dinyatakan menderita gangguan bipolar, sementara pada usia 39 tahun ia mati muda akibat penyakit paru cystic fibrosis.
Satu lagi masalah kronis yang diderita oleh Chopin adalah sering berhalusinasi, antara lain dengan melihat benda-benda aneh keluar dari pianonya. Selama ini, banyak yang menduga masalah ini disebabkan oleh gangguan bipolar terutama saat memasuki fase depresi.
Namun penelitian terbaru menyebutkan, bipolar bukan satu-satunya faktor yang menyebabkan Chopin sering galau dan berhalusinasi. Faktor yang selama ini terabaikan adalah, Chopin juga menderita epilepsi khususnya yang menyerang otak di bagian temporal lobe.
Epilepsi temporal lobe merupakan jenis epilepsi yang ditandai dengan aktivitas elektonik yang tidak normal di susunan saraf otak. Kekacauan ini bisa menyebabkan penderitanya mengalami halusinasi, yakni melihat atau mendengar hal-hal yang sebenarnya tidak pernah ada.
"Komposer sehebat Frederic Chopin ternyata begitu lemah dan penyakitan. Namun tak disangka penyakitnya itu bisa menginspirasi karya-karyanya yang begitu menyentuh," tulis para peneliti dari Xeral-Calde Hospital, dalam publikasinya yang dimuat di jurnal Medical Humanities edisi terbaru.
Dikutip dari Healthday, Rabu (26/1/2011), kesimpulan bahwa Chopin menderita epilepsi temporal lobe ditarik berdasarkan gejala-gejala yang dalami. Gejala-gejala tersebut antara lain terungkap dalam surat-surat dan dokumen pribadinya.
Salah satunya adalah surat yang ditujukan kepada seorang anak tirinya. Dalam surat tersebut ia mengatakan sering melihat makhluk aneh dan menakutkan keluar dari Biara Carthusian selama berlibur di Pulau Majorca, Spanyol.
(up/ir
Frederic Chopin (dok: fast.fm)Lugo, Spanyol, Komposer legendaris Frederic Chopin dikenal dengan musiknya yang galau atau sendu. Selain gangguan suasana hati atau bipolar, faktor lain yang menyebabkan Chopin selalu murung dan sering berhalusinasi adalah epilepsi.
Sejak dilahirkan di Warsawa, Polandia pada 1 Maret 1810, Chopin memang sudah akrab dengan berbagai masalah kesehatan. Oleh dokter pada masa itu ia dinyatakan menderita gangguan bipolar, sementara pada usia 39 tahun ia mati muda akibat penyakit paru cystic fibrosis.
Satu lagi masalah kronis yang diderita oleh Chopin adalah sering berhalusinasi, antara lain dengan melihat benda-benda aneh keluar dari pianonya. Selama ini, banyak yang menduga masalah ini disebabkan oleh gangguan bipolar terutama saat memasuki fase depresi.
Namun penelitian terbaru menyebutkan, bipolar bukan satu-satunya faktor yang menyebabkan Chopin sering galau dan berhalusinasi. Faktor yang selama ini terabaikan adalah, Chopin juga menderita epilepsi khususnya yang menyerang otak di bagian temporal lobe.
Epilepsi temporal lobe merupakan jenis epilepsi yang ditandai dengan aktivitas elektonik yang tidak normal di susunan saraf otak. Kekacauan ini bisa menyebabkan penderitanya mengalami halusinasi, yakni melihat atau mendengar hal-hal yang sebenarnya tidak pernah ada.
"Komposer sehebat Frederic Chopin ternyata begitu lemah dan penyakitan. Namun tak disangka penyakitnya itu bisa menginspirasi karya-karyanya yang begitu menyentuh," tulis para peneliti dari Xeral-Calde Hospital, dalam publikasinya yang dimuat di jurnal Medical Humanities edisi terbaru.
Dikutip dari Healthday, Rabu (26/1/2011), kesimpulan bahwa Chopin menderita epilepsi temporal lobe ditarik berdasarkan gejala-gejala yang dalami. Gejala-gejala tersebut antara lain terungkap dalam surat-surat dan dokumen pribadinya.
Salah satunya adalah surat yang ditujukan kepada seorang anak tirinya. Dalam surat tersebut ia mengatakan sering melihat makhluk aneh dan menakutkan keluar dari Biara Carthusian selama berlibur di Pulau Majorca, Spanyol.
(up/ir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar