Senin, 31 Januari 2011

Musik Bisa Bikin Orang Kejang-kejang

Your browser does not support iframes.



(Foto: thinkstock)Queens, New York, Selama ini musik dikenal sebagai sarana untuk menyenangkan diri. Tapi bagi orang yang mengalami fobia musik hal ini tidak berlaku, karena ia akan mengalami kejang-kejang ketika mendengarkan musik.

Kondisi ini dialami oleh Stacey Gayle yang selalu mengalami kejang saat mendengar musik. Padahal dulunya Gayle adalah seseorang yang sangat mencintai musik dan sebagian besar hidupnya diisi dengan mendengarkan musik. Namun kondisi itu kini sudah berubah.

Awalnya pada tanggal 3 Maret 2005 ia mengalami kejang di kamar tidurnya, sang ibu langsung membawanya ke rumah sakit untuk distabilkan. Beberapa hasil scan otak dan tes darah tidak memberikan petunjuk apapun. Tapi kondisi ini kembali terulang saat ia pergi ke rumah temannya.

Mulanya kejang yang timbul terjadi secara acak, namun pada pertengahan 2006 ditemukan pola bahwa ia akan jatuh dan mulai kejang-kejang di lantai saat mendengarkan lagu atau musik. Hanya dibutuhkan waktu beberapa detik dari sebuah lagu untuk membuatnya terjatuh di lantai dan mengalami kejang.

Akibat kondisinya tersebut ia terpaksa harus meninggalkan sekolahnya karena tidak bisa mendengar suara handphone atau bel sekolah, serta tidak bisa pergi berbelanja atau duduk di sebuah restoran untuk makan. Hidupnya akan menjadi lebih baik jika seseorang mengambil suara musik dari dirinya, karena itu untuk mencegah kejang caranya adalah menjauhkan atau menghindari suara musik apapun.

Kondisi yang dialami oleh Gayle ini disebut dengan musicogenic epilepsy, yaitu istilah teknis untuk menunjukkan kondisi kejang yang disebabkan oleh musik atau kadnag disebut dengan fobia musik.

"Kondisi ini terbilang sangat langka dan tercatat hanya ada 150 kasus yang pernah dilaporkan. Umumnya pasien akan bereaksi terhadap segala sesuatu mulai dari musik klasik hingga Beatles dan musik Pink Floyd sampai lonceng gereja yang terdengar di radio," ujar Ashesh Mehta, ahli bedah saraf dari LIJ Epilepsy Center, seperti dikutip dari Scientificamerican, Senin (31/1/2011).

Mehta menuturkan para ilmuwan tidak tahu apa yang menyebabkan epilepsi atau kejang-kejang. Meskipun kondisi yang muncul cukup terkendali, tapi aktivitas listrik di otak cukup kacau serta membuat seseorang kehilangan kontrol.

Epilepsi akan terjadi setelah jaringan sel-sel otak rusak, dan untuk kasus musicogenic epilepsy ini kemungkinan karena mempengaruhi sel-sel yang terlibat dalam proses menikmati musik.

"Merespons lagu emosional bisa menyebabkan kelompok sel menjadi sangat bersemangat dan menyebabkan kejang, serta irama musik mungkin menghasilkan pola aktivitas berirama di otak. Jika iramanya mirip dengan pola negatif di otak maka kejang akan menjadi terkait dengan jenis musik tertentu," ujar Charles Schroeder ahli saraf dari NKI.

Jika obat-obatan sudah tidak efektif, maka satu-satunya pilihan untuk mengatasi kejang ini adalah melalui operasi atau menghindari suara musik tersebut. Namun operasi ini juga memiliki beberapa risiko seperti ada kemungkinan pasien kehilangan memori ringan jika operasi melibatkan daerah otak hippocampus.

(ver/ir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar