Kamis, 20 Januari 2011

Pasien Cangkok Hati Pertama di Indonesia Sudah Bugar Lagi

Your browser does not support iframes.



Soebagijo dan Nidjat Ibrahim (merry)Jakarta, Rumah Sakit Puri Indah telah berhasil melakukan operasi transplantasi atau cangkok hati pertama di Indonesia pada 14 Desember lalu. Dan kini 2 orang pasien pertama tersebut dalam keadaan sangat baik dan kembali beraktivitas.

Dua pasien sirosis hati yang telah berhasil melakukan transplantasi hati pertama di RS Puri Indah adalah Soebagijo dan Nidjat Ibrahim.

Soebagijo merupakan pasien pria pertama yang kini berusia 60 tahun dan berprofesi sebagai wiraswasta asal Surabaya. Ia melakukan operasi transplantasi hati di RS Puri Indah pada 14 Desember 2010 dengan memakan waktu sekitar 13 jam operasi.

Sementara Nidjat Ibrahim, pasien perempuan yang merupakan dosen Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti berusia 64 tahun. Nidjat yang lahir di Solo ini melakukan transplantasi hati pada 17 Desember 2010 yang juga memakan waktu sekitar 13 jam.

Saat acara Temu Pasien Transplantasi Hati di Audiotorium RS Puri Indah, Kembangan, Jakarta Barat, Kamis (20/1/2011), kedua pasien tersebut terlihat sehat dan dalam kondisi sangat baik.

"Kedua pasien transplantasi hati ini sudah 100 persen sehat. Jika dilakukan check up, maka kondisinya 100 persen normal termasuk keadaan hatinya," jelas Dr Tjhang Supardjo,MD,MSurg,FCCS, salah satu dokter yang melakukan transplantasi hati.

Menurut Dr Tjhang, kedua pasien ini sudah mengalami sirosis tahap lanjut dan juga kanker hati (hepatoma), sehingga tidak ada jalan lain selain transplantasi.

"Sebenarnya kalau hepatoma ada pengobatan lain seperti operasi (potong tumor), intervensi (memasukkan obat ke tumor) atau ablasi (membakar jaringan tumor secara lokal)," jelas Dr Tjhang, yang telah menempuh pendidikan dibidang hepato-pancreo-bilier di Zhejiang Hospital, China lebih dari 4 tahun.

Sayangnya, lanjut Dr Tjhang, kondisi Subagijo dan Nidjat sudah tidak bisa lagi ditolong dengan pengobatan lain.

"Kondisinya sudah lanjut, parah, terkapar, tidak bisa apa-apa, perut buncit, kaki lemas dan kesadaran menurun," tambah Dr Tjhang.

Tim dokter transplantasi hati RS Puri Indah yang dipimpin oleh Dr Hermansyur Kartowisastro, Sp.B.(KBD) dengan asisten Dr Tjhang Supardjo yang telah menempuh pendidikan dibidang hepato-pancreo-bilier dan menjadi murid Prof. Zheng Shu-sen, MD, PhD, FACS di Zhejiang Hospital, China lebih dari 4 tahun.

Menurut Dr Hermansyur Kartowisastro, Sp.B.(KBD), transplantasi ini dilakukan dengan donor hidup.

"Donornya tidak mau diekspos dan sekarang dalam keadaan sehat. Itu prinsip utama kita, apapun yang terjadi donor harus selamat. Kita tidak mau mengorbankan orang yang sehat," jelas Dr Hermansyur yang juga pernah menjabat sebagai Direktur RSCM pada tahun 1997.

Dr Hermansyur menjelaskan, transplantasi hati tidak sama dengan transplantasi organ lain yang diambil secara keseluruhan.

"Organ hati yang ditransplan hanya sebagian, jadi tidak semuanya. Organ hati yang didonorkan kemudian akan bisa beregenerasi seperti keadaan semula dalam waktu 3-6 bulan," jelas Dr Hermansyur.

Dalam waktu 2 minggu hati akan beregenerasi sebesar 60 persen, 1 bulan sebesar 80 persen dan 3 sampai 6 bulan sudah bisa 100 persen.

Operasi transplantasi hati ini dilakukan oleh Tim Transplantasi Hati yang dipimpin oleh Prof. Zheng Shu-sen, MD, PhD, FACS dari The First Affiliated Hospital Zhejiang University, China bersama tim dokter dan perawat Indonesia.

Operasi ini merupakan realisasi dari kerjasama yang dibuat bersama antara RS Puri Indah, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, RS Cipto Mangunkusumo dengan The First Affiliated Hospital of Zhejiang University, China.

 

(mer/ir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar