Senin, 31 Oktober 2011

Deteksi Dini Kanker Secara Berkala Kadang Malah Merugikan?

Your browser does not support iframes.




(Foto: thinkstock)
Jakarta, Skrining atau pemeriksaan kanker dengan tujuan deteksi dini telah disarankan sebagai hal yang baik untuk dilakukan. Sekarang beberapa ahli mengusulkan skrining untuk kanker prostat, kanker payudara dan kanker serviks perlu dikurangi. Para ahli menekankan skrining seringkali juga dapat merugikan.

United States Preventive Services Task Force telah mengevaluasi bukti dan menerbitkan pedoman skrining terbaru yang antara lain:
1. Perempuan sekitar usia 40-an tahun tidak mendapatkan keuntungan dari mammograms.
2. Wanita usia 50-74 tahun harus mempertimbangkan melakukan mammograms setiap 2 tahun, bukan setiap tahun.
3. Kebanyakan wanita harus memiliki tes Pap Smear untuk kanker serviks setiap 3 tahun, bukan setiap tahun.
4. Tahun ini PSA banyak digunakan untuk skrining kanker prostat, namun tidak selalu bermanfaat dan bahkan kadang dapat merugikan. PSA singkatan prostat antigen spesifik, tes tersebut menunjukkan protein yang diproduksi oleh sel prostat. Tes PSA dilakukan untuk membantu mendiagnosa kanker prostat pada pria.

Para peneliti telah mempelajari risiko dan biaya skrining lebih ketat daripada sebelumnya. Sebuah analisis baru dari mamografi dapat disimpulkan bahwa, mammogram telah mendeteksi kanker pada 138.000 perempuan setiap tahun dan sebanyak 120.000-134.000 dari para perempuan tersebut memiliki kanker yang mematikan atau memiliki kanker yang tumbuh begitu lambat sehingga tidak perlu diobati.

Para ahli kanker mengatakan bahwa, mereka tidak dapat mengabaikan bukti selama 10 tahun terakhir yang menunjukkan bahwa deteksi dini melalui pemeriksaan luas dapat membantu dalam beberapa kasus. Namun pada saat yang sama, studi tersebut juga mendefinisikan skrining kadang dapat merugikan.

Meskipun beberapa ahli mengatakan skrining kanker kadang dapat merugikan, namun beberapa dokter takut tuntutan hukum jika mereka tidak melakukan skrining pada pasien dan pasien ternyata memiliki kanker yang dapat berakibat fatal.

Kebanyakan dokter, yang berhadapan langsung dengan pasien, masih menyarankan skrining yang cukup sering dan pasien mereka setuju. Mungkin skrining kanker yang cukup sering tersebut dianggap merugikan dari segi biaya.

Hasil studi yang menyatakan bahwa skrining kanker yang dilakukan secara sering, masih dianggap sangat kontroversial dengan kenyataan yang ada sekarang. Seperti jurnal baru yang ada dalam New England Journal of Medicine, yang mencatat bahwa salah satu penelitian terbaru menyimpulkan bahwa dana 5,2 juta dolar AS harus dikeluarkan untuk skrining dengan tujuan mencegah satu kematian oleh karena kanker prostat.

Namun banyak orang, termasuk dokter, bingung untuk menyampaikan bahwa skrining yang cukup sering merupakan hal yang merugikan, yang akan dapat dipahami dengan baik.

"Selama 10 tahun skrining dipercaya sebagai upaya deteksi dini penyakit kanker, sehingga memang tidak dapat secara instan untuk mengubah kepercayaan tersebut," kata Dr. Timothy J. Wilt, dari University of Minnesota seperti dilansir dari The New York Times, Senin (31/10/2011).

Dalam beberapa tahun terakhir, para peneliti telah menemukan bahwa, sebagian besar kanker indolen. Sebagian kanker tersebut tumbuh sangat lambat atau berhenti tumbuh sama sekali. Bahkan beberapa kanker tersebut regresi dan tidak perlu diobati, sehingga tidak berbahaya.

Dr. Brawley juga melihat banyak orang yang mulai memahami keterbatasan skrining dan risikonya. Meskipun berjalan lambat, namun perubahan dalam menghadapi promosi yang sangat sering mengenai skrining kanker oleh rumah sakit dan kelompok advokasi masih mengalami kesalahpahaman tentang manfaat skrining dan risiko.



(ir/ir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar