Selasa, 25 Oktober 2011

Alat Tes HPV yang Bisa Dilakukan Sendiri

Your browser does not support iframes.




(Foto: thinkstock)
Jakarta, Biasanya seseorang akan pergi ke dokter untuk melakukan pemeriksaan human papillomavirus (HPV). Tapi kini peneliti dari Jerman berhasil menciptakan alat yang membuat perempuan bisa melakukan pemeriksaan HPV sendiri.

Tim peneliti Jerman telah menunjukkan bahwa perempuan secara akurat bisa melakukan pemeriksaan sendiri untuk infeksi human papillomavirus (HPV) yang merupakan penyebab paling umum dari kanker serviks. Hasil studi ini telah dipublikasikan pada bulan Oktober dalam Journal of Clinical Microbiology.

"Sensitivitas alat ini tinggi untuk mengidentifikasi hampir semua perempuan yang terinfeksi HPV melalui metode self-sampling," ujar Yvonne Delere dari Robert Koch Institute of the Ministry of Health, Berlin, seperti dikutip dari ScienceDaily, Selasa (25/10/2011).

Alat tes ini disebut dengan Screener Delphi yaitu berupa peralatan jarum suntik steril yang berisi 5 milimeter buffered saline. Satu tangan akan melepaskan cairan garam ke dalam vagina dan menahannya selama 5 detik kemudian dilepaskan sehingga alat bisa mengambil cairan dari dalam vagina.

Selanjutnya cairan atau spesimen lavage yang berhasil di dapatkan ini dimasukkan ke dalam tabung kemudian diberikan label dan dikirim ke laboratorium untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Secara keseluruhan, perempuan yang ikut dalam penelitian ini menuturkan bahwa metode self-sampling yang digunakan terbilang mudah dengan penilaian 12 untuk skala 0 (mudah) dan 100 (sulit).

Para peneliti mencatat pada metode konvensional sampling sikat serviks diarahkan pada zona transformasi yang mana sel-sel abnormal serviks paling sering berkembang, sedangkan pada self-sampling ini melibatkan lavage yang mencakup seluruh daerah servikal.

Prevalensi yang tinggi untuk HPV, hr-HPV dan HPV16 dalam sampel lavage cervicovaginal kemungkinan karena adanya infeksi tambahan dari daerah extracervical, karena infeksi ini bisa menjadi tempat penyimpanan bagi virus yang akan menginfeksi epitel serviks pada daerah transformasi, sehingga pengambilan sampel lavage lebih baik.

Peneliti berharap teknik baru dalam program skrining kanker serviks ini bisa menyebar hingga ke negara-negara berkembang, yang mana perempuan seringkali tidak memiliki akses mudah ke tenaga kesehatan.



(ver/ir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar