Jumat, 21 Oktober 2011

4 Ramuan Jamu Buatan Kemkes untuk Penyakit Tak Menular

Your browser does not support iframes.




(Foto: thinkstock)
Jakarta, Saat ini pengobatan melalui jamu tengah dikembangkan untuk mendapatkan bukti ilmiahnya. Kini sudah ada 4 formula dari jamu yang diketahui berkhasiat sebagai obat hipertensi, diabetes, asam urat dan kolesterol.

"Empat formula untuk anti hipertensi, anti hiperglikemia, antihiperkolesterolemia dan anti hiperurisemia (kadar asam urat dalam darah melebihi normal). Hasil dari uji klinis yang dilakukan cukup baik," ujar Kepala Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinis Kemenkes dr Siswanto dalam acara press briefing di Gedung Kemenkes, Jumat (21/10/2011).

dr Siswanto menuturkan dalam 4 formula ini terdiri dari jamu dasar yang mengandung meniran, temulawak dan kunyit yang memiliki efek sebagai penyegar serta jamu yang mengandung bahan-bahan berkhasiat.

Untuk keempat formula tersebut semuanya mengandung jamu dasar yang sama tapi jamu berkhasiatnya berbeda-beda yaitu:
- Untuk anti hipertensi mengandung seledri, kumis kucing dan pegagan.
- Untuk anti hiperkolesterolemia (kadar kolesterol dalam darah yang tinggi) mengandung daun jati belanda dan kemuning.
- Untuk anti hiperurisemia (kadar asam urat dalam darah melebihi normal) mengandung daun kepel, tempuyung dan meniran.
- Untuk anti hiperglikemia mengandung sambiloto dan protowali.

"Formula ini bentuknya godokan. Untuk yang anti kencing manis ada sedikit kendala karena rasanya yang memang pahit sekali. Sambiloto sendiri sudah pahit apalagi ditambah dengan protowali," ungkapnya.

Dalam melakukan uji klinis ini peneliti melibatkan 120 orang untuk masing-masing formula, setiap orang diberikan formula selama 4 minggu dan diukur hasilnya tiap minggu.

Hasil yang didapatkan cukup baik seperti untuk formula anti hiperkolesterolemia bisa menurunkan kolesterol sebesar 20 persen, sedangkan untuk anti hipertensi mampu menurunkan angka sistolik sebesar 20 persen dan angka diastolik sebesar 10 persen.

Berdasarkan hasil ini maka akan dilakukan tahap uji klinis selanjutnya yaitu membandingkan satu kelompok yang diberi formula jamu dan satu kelompok lagi diberikan obat medis.

"Saintifikasi jamu ini bertujuan memberikan bukti ilmiah terhadap manfaat jamu sehingga ke depannya bisa diterima di kalangan medis atau dokter," ujar dr Siswanto.

Diharapkan nantinya jamu bisa digunakan sebagai salah satu upaya promotif dan preventif terutama untuk penyakit-penyakit tidak menular. Serta ingin menjadikan jamu sebagai tuan rumah di negeri sendiri dan tamu terhormat di negara lain.




(ver/ir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar