Selasa, 01 Mei 2012

Telinga Berdenging Makin Parah Kalau Kurang Tidur

Browser anda tidak mendukung iFrame



ilustrasi (foto: Thinkstock)
Jakarta, Kurang tidur dapat berakibat buruk terhadap pendengaran. Menurut sebuah penelitian, gejala telinga berdenging atau tinnitus menjadi semakin buruk akibat insomnia. Kedua gangguan ini sama-sama disebabkan karena masalah psikologis.

Penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan dari Henry Ford Hospital di Detroit ini menunjukkan hubungan yang signifikan antara insomnia dan keparahan gejala tinnitus yang dirasakan. Pasien insomnia mengaku merasakan gangguan akibat penyakit tinnitus yang lebih besar.

"Tinnitus dipengaruhi oleh proses kognitif, emosional, dan psiko-fisiologis yang dapat meningkatkan gangguan yang dialami pasien. Gangguan tidur pada pasien dapat menurunkan toleransi terhadap tinnitus," kata peneliti, Kathleen L. Yaremchuk, MD, Ketua Departemen THT-Bedah Kepala & Leher di Henry Ford Hospital seperti dilansir Science Daily, Jumat (20/4/2012).

Penyebab tinnitus sendiri sebenarnya masih belum diketahui dengan pasti. Ada beberapa kondisi yang terbukti memicu atau memperburuk tinnitus seperti mendengar suara yang keras, kotoran telinga yang menumpuk, infeksi telinga atau sinus, cedera kepala dan leher, gangguan hipotiroidusme atau hipertiroidisme, penyakit Lyme, fibromyalgia, dan sindrom outlet toraks.

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan hubungan yang kuat antara tinnitus dan gangguan psikologis. Dalam penelitian ini, Dr Yaremchuk, Dr George Miguel dan tim risetnya melakukan penelitian terhadap 117 orang pasien yang mendapat pengobatan mulai tahun 2009 hingga 2011 di Henry Ford Hospital.

Informasi diperoleh dari pasien melalui telepon dan wawancara tertulis menggunakan Tinnitus Reaction Questionnaire (TRQ) untuk menentukan dampak gangguan tinnitus terhadap kehidupan secara umum. Para peserta juga diminta mengisi Indeks Keparahan Insomnia atau Insomnia Severity Index (ISI) untuk mengetahui tingkat keparahan insomnia.

Tingkat keparahan TRQ terbukti menjadi prediktor yang baik dari gangguan tidur. Semakin besar tingkat keparahan insomnia, gejala tinnitus yang dikeluhkan pasien juga semakin parah.

"Mengobati pasien tinnitus adalah suatu tantangan. Pasien tinnitus kronis mengalami gejala klinis seperti kecemasan, depresi dan gangguan emosi. Salah satu yang paling sering dikeluhkan pasien tinnitus adalah kesulitan tidur," kata Dr Yaremchuk.

Dalam Pertemuan Musim Semi Combined Otolaryngological di San Diego, penelitian ini menawarkan bukti lebih lanjut bahwa pengobatan pasien insomnia yang mengalami tinnitus dapat mengurangi tingkat keparahan gejala tinnitus.


(pah/ir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar