Rabu, 30 Mei 2012

1 dari 3 Orang Indonesia Merokok

Browser anda tidak mendukung iFrame



(Foto: Thinkstock)
Jakarta, Indonesia saat ini mempunyai prestasi yang cukup menyedihkan seputar rokok dengan jumlah perokok terbanyak di dunia setelah China dan India. Data yang ada menunjukkan bahwa 1 dari 3 orang Indonesia diketahui merokok.

Prevalensi kelompok umur di atas 15 tahun yang merokok setiap hari diketahui sebesar 28,2 persen sedangkan penduduk yang hanya merokok kadang-kadang sebesar 6,5 persen.

Sebagian besar orang yang merokok di Indonesia adalah penduduk pedesaan, tingkat pendidikan rendah dan umumnya mereka yang pekerja informal dengan status ekonomi rendah.

Sementara itu bagi orang dengan penghasilan tetap dan status ekonomi baik mulai mengurangi rokok karena umumnya bekerja di ruang tertutup dan AC yang membuatnya tidak bisa merokok setiap saat.

Di sisi lain penduduk umur 15-19 tahun merupakan kelompok merokok terbesar dengan angka 43,3 persen. Usia ini adalah anak pada kelas 3 SMP, SMA dan awal kuliah yang umumnya anak ABG yang mulai merokok untuk menunjukkan dirinya sudah dewasa.

Namun ada yang sangat menyedihkan yaitu sekitar 2,2 persen orang mulai merokok pada masa anak-anak yaitu umur 5-9 tahun, bahkan beberapa anak balita diketahui sudah menjadi pecandu rokok.

Para perokok aktif ini tidak hanya merugikan dirinya sendiri, tapi juga membuat orang-orang disekitarnya yang menjadi perokok pasif. Terlebih data Riskesdas menunjukkan kebanyakan perokok di Indonesia melakukannya di rumah.

Dampak buruk rokok bagi kesehatan

Bagi perokok kadang-kadang yang menjadi patokan dari dampak merokok ini adalah gangguan pernapasan, jadi selama perokok tidak batuk atau sesak napas maka ia masih tetap merokok.

Padahal efek samping dari merokok tidak selalu harus berdampak pada saluran pernapasan, karena itu tampaknya perokok ini harus kapok terlebih dahulu sebelum berhenti merokok.

Beberapa pasien menyesali kenapa dirinya mereka merokok justru setelah terkena kanker lidah, kanker kerongkongan, kanker usus besar, kanker paru atau kanker pankreas.

Umumnya kalau penyakit akibat rokok yang dialami tidak terlalu berat, pasien hanya mengurangi jumlah rokok yang dikonsumsi dan akan kembali merokok lagi setelah ia merasa sehat. Tapi jika dampak sakitnya cukup berat maka biasanya ia akan berhenti total.

Dampak buruk lain dari rokok bagi kesehatan adalah serangan stroke ringan yang kadang kala membuat perokok kapok. Kondisi ini terjadi pada ayah saya sendiri yang mana beliau perokok kuat dan berhenti merokok setelah terjatuh di kamar mandi dan mengalami serangan stroke ringan.

Para perokok yang mengalami hipersensitif pada saluran pernapasannya akan merasakan sesak napas saat mulai merokok hingga tak mau lagi mencoba merokok. Efek lain yang cukup bikin jera adalah jika sudah terkena serangan jantung.

Risiko lain yang sebenarnya tidak diketahui oleh para perokok adalah menyebabkan gangguan di saluran pencernaan atas, karenanya ia sering merasa begah, cepat kenyang dan kembung. Rokok juga menyebabkan asam lambung naik kembali ke kerongkongan atau refluks yang bisa mencetuskan penyakit GERD.

Belum lagi rokok dapat merusak gusi serta gigi, tidak nafsu makan karena lambungnya penuh dengan gas hirupan asap rokok serta hipoksia kronis, karena itu perokok berat yang berhenti nafsu makannya bertambah atau meningkat setelah berhenti merokok.

Akhirnya di hari dunia tanpa tembakau yang jatuh pada 31 Mei ini ingin mengingatkan kembali untuk peduli pada dampak buruk dari rokok ini. Rokok merupakan zat yang sangat membahayakan bagi tubuh baik bagi perokok maupun orang yang berada di sekeliling perokok tersebut.

Serta harus mendukung penuh pelaksaan perluasan Daerah Bebas Asap Rokok, serta mendukung penuh peringatan kesehatan berbentuk gambar pada bungkus rokok dan terus menerus membantu pelaksaan kampanye anti rokok.


Penulis
DR Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, FINASIM, FACP
Ketua Bidang Advokasi PB PAPDI (Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia)
Praktisi Kesehatan

(ver/ir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar