Kamis, 31 Mei 2012

Adakah Pengaruh Penggunaan Tabir Surya Pada Kecerdasan Anak?

Browser anda tidak mendukung iFrame



(Foto: ThinkStock)
Jakarta, Akhir-akhir ini muncul kekhawatiran tentang penggunaan tabir surya yang mungkin memiliki pengaruh negatif pada perkembangan mental anak-anak, mengingat penelitian sebelumnya yang telah mengaitkan tingkat tinggi vitamin D terhadap penurunan daya pikir orang dewasa.

Karena penelitian sebelumnya telah dinyatakan ada hubungan antara vitamin D tingkat tinggi dengan fungsi kognitif pada orang dewasa. Para peneliti di Inggris kemudian menyelidiki apakah hal tersebut juga berlaku pada anak-anak.

Sumber vitamin D ada dua yaitu, vitamin D3 yang secara alami dibuat dalam tubuh dari paparan sinar matahari dan vitamin D2 yang berasal dari makanan nabati.

Para peneliti menemukan bahwa kadar tinggi vitamin D3 banyak ditemukan pada anak-anak yang dibesarkan oleh keluarga yang serba ada, sedangkan kadar tinggi vitamin D2 lebih banyak ditemukan pada anak-anak dari keluarga yang sederhana.

Para peneliti melakukan pengukuran tingkat vitamin D2 dan D3 terhadap 3000 anak pada usia 9 tahun. Kemudian peneliti melakukan pengujian kognitif ketika anak-anak tersebut berusia antara 13 dan 14 dan lagi pada usia antara 15 dan 16.

Hasil studi menemukan bahwa anak dengan kadar vitamin D3 yang lebih tinggi tidak memiliki prestasi akademik yang baik. Sedangkan anak-anak dengan tingkat vitamin D2 lebih tinggi menunjukkan prestasi akademik yang lebih buruk.

Temuan dari penelitian ini tidak menemukan hubungan antara tingkat vitamin D dan prestasi akademis pada anak. Mungkin manfaat vitamin D pada fungsi kognitif orang dewasa tidak muncul sampai di kemudian hari.

Mungkin juga vitamin ini memiliki dampak yang lebih pada penuaan otak, atau mungkin karena efek kumulatif seumur hidup dari vitamin. Apa pun alasannya, perubahan pedoman kesehatan masyarakat tentang perlindungan terhadap paparan sinar UV telah diusulkan.

Penulis penelitian menyatakan bahwa melindungi anak dari paparan sinar matahari melindungi terhadap kerusakan kulit dan kanker kulit dan tidak mungkin memiliki efek yang merugikan pada kinerja akademik. Penelitian ini dipublikasikan secara online dalam Journal of Epidemiology and Community Health seperti dilansir dari thedoctorwillseeyounow, Rabu (30/5/2012).


(ir/ir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar