Senin, 07 Mei 2012

Monang Manurung: Jangan Buta Dulu Sebelum Meninggal

Browser anda tidak mendukung iFrame



Monang Manurung (dok: detikHealth)
Jakarta, Glaukoma adalah penyakit kebutaan yang susah disembuhkan, namun penyakit ini bisa dikontrol. Seperti yang dilakukan mantan navigator pesawat tempur Monang Manurung yang rajin kontrol setelah operasi agar tak cepat buta.

Monang berharap kalaupun akhirnya matanya buta, itu terjadi setelah ia meninggal dunia.

"Nggak apa-apa buta, asalkan kalau sudah meninggal," ujar Monang Manurung, dalam acara seminar 'Jangan biarkan hidupmu gelap akibat glaukoma' di RS Mata AINI, Jakarta, seperti ditulis, Senin (7/5/2012).

Risiko kebutaan akibat glaukoma kadang membuat orang merasa takut. Tapi bagi Monang Manurung ia justru menganggap glaukoma sebagai kawan sehingga bisa tetap bertahan.

"Jangan pikirkan glaukoma itu, anggap saja itu teman. Kalau berkawan dengan itu (glaukoma) mudah-mudahan bisa survive," ujar Monang.

Monang menceritakan ia tidak menyangka dirinya bisa terkena glaukoma, karena saat muda merupakan seorang tentara dan menjabat sebagai kolonel di Angkatan Udara. Saat masuk AKABRI ia juga diperiksa mata dan tidak ada glaukoma.

"Saya sebagai navigator air crew yang memegang pesawat bom jarak jauh, bahkan saat tugas di Rusia juga diperiksa matanya dan bagus semua," ungkap Monang yang kini berusia 68 tahun.

Sampai tahun 1999 dites lagi semuanya masih bagus dan tidak ada masalah, tapi setelah pensiun dari Angkatan Darat ia sudah tidak pernah periksa lagi namun ia masih bekerja.

Hingga akhirnya ia mulai merasakan gejala yang tidak beres, ketika mengendarai mobil ia suka menabrak, perasaan seperti mau nabrak padahal tidak, sampai akhirnya ketika kakaknya memberikan sesuatu ia berpikir sudah mengambil barangnya tapi ternyata tidak kena.

"Diperiksakan ke rumah sakit, begitu periksa banyak yang tidak bisa dilihat, akhirnya dokter cerita itu positif glaukoma. Waktu itu perasaanya kaya tsunami, dan ada katanya harus belajar braille," imbuhnya.

Namun Monang berusaha untuk berbesar hari dan yakin bahwa pasti ada jalan keluarnya, meski ia tetap mencari second opinion untuk kondisinya tersebut. Lalu ia bertemu dengan Dr Srinagar M Ardjo, SpM di RS Mata AINI dan akhirnya bisa bertahan sampai sekarang.

Ia pun melakukan operasi untuk kedua matanya yaitu yang kiri dan kanan serta mendapatkan pengobatan berupa obat yang diminum secara oral. Menurutnya penyakit glaukoma harus menuruti nasihat dari dokter dengan baik.

"Ikuti nasihat dokter dengan baik, jangan sampai kehabisan obat, minum rutin sesuai dengan resep dokter. Yang penting jangan terlampau dipikirkanlah kapan akan menjadi buta," ujar Monang.

Monang berharap ia akan menjadi buta ketika sudah meninggal terlebih dahulu. Kini ia pun tidak lagi mengeluhkan gejala yang muncul dan tetap rutin melakukan kontrol kadang sebulan sekali tapi bisa juga 3 bulan sekali.

(ver/ir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar