Rabu, 28 Desember 2011

Radiasi Pada Payudara Kiri Berisiko Sempitkan Pembuluh Jantung

Your browser does not support iframes.




(Foto: thinkstock)
Jakarta, Perempuan yang punya kanker pada payudara sebelah kiri dan diobati dengan terapi radiasi lebih tinggi risikonya mengalami penyempitan arteri yang mengarah ke jantung. Meskipun demikian, kemungkinannya masih terhitung kecil dan manfaat pengobatannya jauh lebih besar dibanding risikonya.

Sebuah penelitian di Swedia menemukan bahwa risiko penyempitan arteri koroner empat kali lebih besar pada perempuan yang memiliki kanker pada payudara sebelah kiri dan diobati dengan radiasi dibandingkan dengan kanker pada payudara sebelah kanan yang diobati dengan radiasi.

Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Oncology dan dilansir HealthDay, Rabu (28/12/2011) ini, kemungkinan penyempitan yang lebih parah tujuh kali lebih tinggi pada payudara sebelah kiri dibandingkan payudara sebelah kanan.

Penelitian ini melibatkan perempuan-perempuan Swedia yang didiagnosis kanker payudara antara tahun 1970 hingga 2003. Dari 8.190 orang perempuan, para peneliti menemukan 199 orang perempuan yang menjalani angiografi koroner dan menunjukkan penyakit arteri koroner yang signifikan.

Penyempitan arteri koroner (stenosis) dinilai pada skala nol sampai 5. Nol menunjukkan pembuluh darah yang sehat, sementara 5 menunjukkan pembuluh darah tersumbat. Ketika peneliti membandingkan perempuan yang pernah menjalani terapi radiasi pada sisi kiri tubuhnya dengan sisi kanan tubuh.

Mereka menemukan bahwa kemungkinan stenosis skala 5 sampai 3 dalam arteri sebelah kiri 4,38 kali lebih tinggi. Kemungkinan stenosis skala 5 atau skala 4 adalah 7,22 kali lebih tinggi untuk perempuan yang memiliki kanker pada payudara sebelah kiri.

Pada perempuan yang mendapat radiasi di daerah berisiko tinggi dekat arteri jantung, risiko stenosis dari skala 3 sampai skala 5 hampir dua kali lebih tinggi dibandingkan perempuan yang mendapat radiasi di daerah yang berisiko rendah atau tanpa mendapat radiasi.

"Kami menyarankan agar arteri koroner dianggap sebagai organ yang berisiko dalam terapi radiasi, dan setiap usaha sebaiknya dilakukan untuk menghindari dosis radiasi ke arteri koroner," kata peneliti, Dr. Greger Nilsson dari departemen onkologi, radiologi dan imunologi klinis di Rumah Sakit Universitas Uppsala, Swedia.

Pengobatan kanker seperti radiasi dan kemoterapi dirancang untuk menghancurkan sel kanker. Sayangnya, sel-sel yang sehat juga sering ikut rusak. Teknik pengobatan ini terus-menerus disempurnakan dan perawatan saat ini lebih sedikit menargetkan sel-sel sehat daripada perawatan sebelumnya.

"Sebagai contoh, teknik radiasi yang lebih baru membantu melindungi jantung dan arteri. Salah satu teknik tersebut adalah dengan memberikan semburan radiasi saja ketika pasien mengambil napas dalam-dalam. Selama bernapas dalam-dalam, arteri utama jantung akan memisahkan diri dari dinding payudara dan dada, sehingga menjaganya jauh dari paparan radiasi," kata Dr. Timothy Zagar, asisten profesor onkologi radiasi di University of North Carolina di Chapel Hill.

Para peneliti tidak tahu persis bagaimana radiasi dapat menyebabkan kerusakan pada arteri koroner. Diyakini, terapi ini merusak sel-sel yang melapisi arteri (sel endotel) sehingga menyebabkan peradangan yang dapat menyebabkan pengerasan arteri.

Namun, penting untuk dicatat bahwa dari 8.190 orang perempuan yang menderita kanker payudara, hanya 199 orang yang harus dirujuk untuk menjalani angiografi koroner atau pengobatan untuk pembuluh darah yang tersumbat.

"Pasien perempuan perlu menyadari bahwa ada risiko, namun risiko secara keseluruhan masih relatif kecil, dan manfaat radiasi dalam pengobatan kanker payudara masih lebih besar manfaatnya daripada risikonya," kata Dr. Stephanie Bernik, kepala bedah onkologi di Lenox Hill Hospital, New York City.




(ir/ir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar