Jumat, 30 Desember 2011

Hilangnya Memori Bisa Disebabkan oleh Silent Stroke

Your browser does not support iframes.




(Foto: thinkstock)
Jakarta, Gejala stroke yang dikenal adalah muka perot dan tidak bisa menggerakkan anggota tubuh. Tapi jika seseorang jenis silent stroke, maka gejala yang muncul adalah pelupa karena ia kehilangan memori.

Sebuah studi yang dilaporkan dalam jurnal Neurology diketahui bahwa kehilangan memori pada orang dewasa kemungkinan disebabkan oleh silent stroke akibat adanya bintik-bintik kecil yang disebabkan matinya sel-sel dalam otak.

Silent stroke adalah salah satu jenis stroke iskemik yang ditandai dengan bekuan darah di pembuluh yang memasok darah ke otak sehingga menyebabkan kerusakan bagian otak yang dalam jangka panjang memicu kehilangan memori.

"Biasanya orang berpikir penurunan memori sebagai indikator awal penyakit Alzheimer, padahal bisa jadi itu tanda silent stroke," ujar Adam Brickman, neuropsikologi dari Columbia University's Taub Institute for Research on Alzheimer's Disease and the Aging, seperti dikutip ABCNews, Jumat 30/12/2011).

Brickman menuturkan pada orang yang mengalami kehilangan memori akibat silent stroke ini tidak selalu menunjukkan penurunan ukuran hippocampus. Namun jika akibat Alzheimer disebabkan oleh perubahan ukuran hippocampus dan pembuluh darah di otak.

Studi ini melibatkan 658 peserta dengan usia rata-rata 79 tahun yang tidak memiliki riwayat demensia (kepikunan). Peserta diberikan tes untuk mengukur memori, kemampuan bahasa dan kemampuan berpikir serta mengukur hippocampus.

Saat ini diketahui faktor risiko untuk silent stroke termasuk kondisi tekanan darah tinggi, obesitas dan juga kolesterol tinggi. Hal ini hampir sama dengan jenis stroke lainnya.

"Sekarang banyak orang yang menderita stroke di usia muda. Selama waktu itu stroke akan menyebabkan banyak kerusakan, sayangnya masalah akibat stroke ini bersifat irreversibel," ujar Dr Shazam Hussain, direktur program stroke di Clevelend Clinic.

Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mencegah stroke adalah dengan mengontrol gejala atau faktor risiko yang ada. Metode skrining dengan MRI juga bisa memantau kondisi otak pada orang yang berisiko tinggi.

(ver/up

Tidak ada komentar:

Posting Komentar