Rabu, 18 Mei 2011

Perempuan yang Susah Hamil Karena Ada Variasi Gen

Your browser does not support iframes.



(Foto: thinkstock)Jakarta, Berbagai hal bisa menjadi penyebab ketidaksuburan (infertilitas) pada kaum perempuan. Tapi studi baru menunjukkan bahwa variasi gen yang menyebabkan pengaturan kolesterol yang salah bisa membuat perempuan tidak dapat hamil.

Peneliti mengungkapkan bahwa sebuah variasi gen yang membuat kesalahan dalam pengaturan kolesterol bisa mempengaruhi produksi hormon progesteron kehamilan, sehingga ada kemungkinan hal ini menjadi penyebab beberapa perempuan tidak bisa hamil.

Tim dari Johns Hopkins University menganalisis lebih dari 200 perempuan infertil yang menjalani program bayi tabung (in vitro fertilization/IVF). Diketahui sekitar 9 dari perempuan tersebut memiliki variasi gen SCARB1 (scavenger receptor class B type 1).

Kesembilan perempuan ini memiliki tingkat progesteron yang rendah, padahal hormon ini memainkan peran penting dalam mempertahankan kehamilan di tahap awal. Rendahnya tingkat progesteron tetap terjadi meskipun perempuan tersebut sudah mendapatkan hormon dari proses IVF.

Dr Annabelle Rodriguez, profesor kedokteran dari Johns Hopkins University School of Medicine menuturkan variasi gen SCARB1 kemungkinan dimiliki oleh sekitar 8-13 persen populasi perempuan. Ia dan rekan-rekannya kini tengah mengembangkan tes darah sederhana untuk mengidentifikasi variasi gen tersebut.

"Infertilitas merupakan masalah yang cukup umum di masyarakat dan banyak penyebab dari masalah itu yang masih belum diketahui dengan pasti," ujar Dr Rodriguez, seperti dikutip dari HealthDay, Rabu (18/5/2011).

Dr Rodriguez mengungkapkan manfaat dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bahwa kemungkinan ada alasan genetik dari penyebab beberapa perempuan mengalami kesulitan hamil di masa depan.

Saat ini tercatat belum ada pengobatan untuk infertilitas yang disetujui, jadi diharapkan temuan studi ini bisa menjadi acuan dalam mengembangkan pengobatan untuk infertilitas. Hasil studi ini telah dipublikasikan secara online dalam jurnal Human Reproduction.

(ver/ir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar