Kamis, 19 Mei 2011

Alergi Parah Gara-gara Donor Darahnya Makan Kacang

Your browser does not support iframes.



foto: ThinkstockNijmegen, Setetes darah bisa menyelamatkan orang lain yang membutuhkan, namun bisa juga menyengsarakan jika kurang berhati-hati. Seorang bocah mengalami reaksi alergi hanya karena menerima darah yang didonorkan para pria sehabis makan kacang.

Seorang bocah di Belanda yang tidak disebutkan namanya ini menerima transfusi untuk mengatasi acute lymphoblastic leukemia, sejenis kanker darah yang dideritanya. Usai ditranfusi bocah 6 tahun ini malah mengalami ruam, bengkak, tekanan darah rendah dan sesak napas.

Menurut ibu kandungnya, si bocah memang pernah mengalami reaksi alergi semacam itu ketika berusia 1 tahun. Ketika itu, pemicunya adalah protein tertentu yang terkandung dalam kacang-kacangan karena gejalanya muncul setelah si bocah makan kacang.

Meski reaksi alergi yang terjadi terbilang agak berat, si bocah cukup beruntung karena gangguan ini tidak berlangsung lama. Kondisinya segera membaik tak lama setelah diberi pertolongan pertama di rumah sakit berupa injeksi obat-obatan antialergi.

Setelah diselidiki, terungkap bahwa 3 dari 5 pria yang menjadi donor memakan kacang pada malam sebelum menyumbangkan darahnya. Diduga kuat, protein kacang yang masih tersisa di dalam darah adalah pemicu alergi pada bocah yang menerima transfusi.

Dugaan awal bahwa sebagian donor memakan kacang dilatarbelakangi oleh rekam medis yang mengatakan bahwa donor darah dilakukan 4 hari sebelum ditransfusikan. Karena kebetulan waktunya jatuh pada hari Minggu, besar kemungkinannya para donor menonton sepoakbola pada malam harinya.

Sesuai tradisi di Belanda, para pria senang mengonsumsi kacang sebagai cemilan saat menonton sepakbola. Berdasarkan asumsi inilah, para ahli dari Radboud University Nijmegen berinisiatif menelusurinya lebih lanjut dan akhirnya memang terbukti demikian.

"Di Belanda, setiap malam Minggu selalu ada big match (pertandingan besar) sepakbola dan kebanyakan orang akan memakan kacang saat menontonnya," ungkap salah satu peneliti, Dr Elisabeth van Pampus seperti dikutip dari Reuters, Jumat (20/5/2011).

Pampus menambahkan, alergi kacang melalui donor darah umumnya dipicu oleh protein tertentu yang menghambat proses metabolisme dan pencernaan. Akibatnya protein tersebut tertahan cukup lama dan memicu alergi ketika ditransfusikan ke orang yang hipersensitif.

Namun seperti diungkap Pampus, alergi kacang setelah menerima transfusi darah sangat jarang terjadi. Oleh karena itu, palang merah lebih memperhatikan kemungkinan alergi yang lain misalnya alergi penicillin sehingga protein kacang belum ikut diperiksa saat mendonorkan darah.

(up/ir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar