Senin, 23 Mei 2011

Cara Bicara yang Baik untuk Telinga

Your browser does not support iframes.



(Foto: thinkstock)Jakarta, Gaya bicara yang tidak tepat bisa membuat orang lain salah tanggap atau tidak mendengar dengan baik. Untuk itu ketahui cara bicara yang benar agar bisa ditangkap dengan baik oleh telinga.

Suara yang dihasilkan oleh setiap orang ketika berbicara memang berbeda-beda, ada orang yang berbicara dengan suara kecil atau pelan, ada yang gaya bicaranya seperti teriak-teriak, ada yang cepat dan ada pula yang lambat.

Berdasarkan studi yang dilaporkan dalam pertemuan American Association for Public Opinion Research, tim peneliti dari University of Michigan menemukan bahwa ada karakteristik bicara tertentu yang ideal sehingga didengar dengan baik oleh telinga dan orang lain.

Peneliti menganalisis kecepatan, kelancaran dan nada suara dari seorang telemarketer dan menghubungkannya dengan informasi serta keberhasilan orang tersebut dalam meyakinkan orang lain. Studi ini melibatkan 1.300 orang partisipan.

Studi menemukan gaya bicara yang ideal adalah tidak terlalu cepat tapi juga tidak terlalu lambat, tidak perlu terlalu bersemangat dan diselingi dengan beberapa jeda. Kecepatan yang dianggap ideal sekitar 3,5 kata per detik.

Kondisi ini selain bisa membuat orang lain mendengar dengan baik juga membantu telinga menginformasikan secara benar apa yang didengarnya. Karenanya bicara terlalu cepat atau lambat akan menjadi tidak efektif.

"Variasi nada bicara juga bisa membantu, asalkan tidak terlalu berlebihan atau banyak sehingga membuat orang lain malas mendengarkannya," ujar Jose Benki, seorang peneliti khusus psikolinguistik dari Michigan's Institute for Social Research, seperti dikutip dari Healthland.TIME, Senin (23/5/2011).

Dalam keadaan normal, biasanya seseorang akan memiliki jeda sekitar 4-5 kali per menit dengan mengeluarkan suara kecil yang diyakini bisa dipercaya oleh pendengarnya. Dan sebaiknya tidak melebihi 50 desibel agar tidak merusak pendengaran.

Suara yang terlalu keras bisa membahayakan kondisi telinga, terutama sel-sel rambut yang terdapat di dalam koklea (rumah siput). Sel rambut ini berfungsi untuk menangkap frekuensi dari suara dan meneruskannya ke pusat pendengaran di otak. Jika suara yang didengar terlalu keras bisa mengganggu kerja sel-sel rambut yang lama kelamaan akan menurunkan fungsi pendengaran orang tersebut.

(ver/ir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar