Selasa, 28 Desember 2010

Seks Antar Lelaki Ikut Menyumbang Kasus Penderita HIV

Your browser does not support iframes.



(Foto: thinkstock)Jakarta, Penularan kasus HIV/AIDS memang terjadi dari pasangan heteroseksual akibat perilaku sering gonta ganti mitra seks. Namun yang tak kalah besarnya penyumbang HIV/AIDS adalah meningkatnya perilaku seks antar lelaki.

Data Kementerian Kesehatan sampai 30 September 2010, secara kumulatif jumlah kasus AIDS yang dilaporkan sebanyak 22.726 kasus tersebar di 32 provinsi dan 300 kabupaten/kota di Indonesia.

Penyebab utama atau cara penularan terbanyak adalah hubungan heteroseksual (51,3 persen), Injection Drug User atau pengguna Narkoba suntik/Penasun (39,6 persen), Lelaki Seks Lelaki atau LSL (3,1 persen) dan perinatal atau dari ibu pengidap kepada bayinya (2,6 persen).

Dr Kemal N Siregar PhD pernah mengatakan LSL ini adalah suatu kelompok atau sub masyarakat yang paling tersembunyi (hidden) sehingga sulit sekali untuk diidentifikasi.

Para pria yang melakukan Lelaki Seks Lelaki (LSL) sebenarnya tidak mempunyai orientasi seksual terhadap lelaki. Tapi karena kondisilah yang membuat dirinya menjadi LSL.

Perilaku LSL banyak ditemui di komunitas yang mayoritas banyak lelakinya seperti di asrama, penjara, pekerja di tengah laut. Hasrat seksual LSL dengan pasangan wanita tidak tersalurkan karena kondisi lingkungannya tidak ada wanita.

Kasus 2010

Kasus HIV/AIDS hingga 2010 yang terbanyak menimpa kelompok belia dan produktif (usia 20-39 tahun) sebanyak 78,8 persen, usia 20-29 tahun (47,8 persen), diikuti kelompok umur 30-39 tahun (30,9 persen) dan kelompok umur 40-49 tahun (9,1 persen).

Dari jumlah tersebut, 4.250 kasus atau 18,7 persen diantaranya meninggal dunia.

Kasus AIDS terbanyak dilaporkan dari Provinsi Papua, Bali, DKI Jakarta, Kalimantan Barat dan Kep. Riau.

Rate kumulatif kasus AIDS tertinggi terjadi di Provinsi:
  1. Papua (14,2 kali angka nasional)
  2. Bali (5 kali angka nasional)
  3. DKI Jakarta (3,4 kali angka nasional)
  4. Kalimantan Barat (2,4 kali angka nasional)
  5. Kep. Riau (2,5 kali angka nasional)
  6. Maluku (1,5 kali angka nasional)
  7. DI Yogyakarta (1,4 kali angka nasional)
  8. Bangka Belitung (1,2 kali angka nasional)
  9. Papua Barat
  10. Jawa Timur
  11. Jawa Barat
  12. Sumatera Barat (1 kali angka nasional)

"Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah dalam penanggulangan HIV/AIDS, yaitu dengan dibentuknya Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) di tingkat Pusat dan di tingkat Daerah (KPAD)," jelas Staf Ahli Menkes Bidang Perlindungan Faktor Risiko Kesehatan, dr R Triono Soendoro,Ph.D,  dalam acara Dialog Interaktif tentang Gender dan HIV/AIDS di Gedung Kemenkes, Jakarta, Selasa (28/12/2010).

KPA dan KPAD inilah yang mengkoordinasikan berbagai upaya pencegahan HIV/AIDS yang dilakukan oleh berbagai sektor, antara lain pemerintah, LSM, perguruan tinggi, tokoh agama, tokoh masyarakat dan lain-lain.

Menurut dr Triono, jumlah ini jauh dari jumlah sebenarnya. Yang tercatat ini hanyalah jumlah kasus di permukaan dan hanya termasuk segelintir dari jumlah sebenarnya.

"Kita belum membongkar gunung es untuk kasus HIV/AIDS ini. Kalau semua orang yang berisiko tinggi dites, kasus HIV/AIDS akan jauh dari 22 ribu orang," kata dr HM Subuh,MPPM, Direktur Pengendalian Penyakit Menular Langsung, Ditjen PP&PL.


(mer/ir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar