Rabu, 15 Desember 2010

Puskesmas yang Melayani Tes HIV Belum Ada 50 Persen

Your browser does not support iframes.



(Foto: thinkstock)Jakarta, Tes HIV secara sukarela atau Voluntary Counseling and Testing (VCT) penting dilakukan sebagai upaya mencegah penularan virus mematikan tersebut. Sayangnya layanan kesehatan yang paling mudah dijangkau yakni Puskesmas belum semuanya bisa melayani tes semacam itu.

Salah satu kendala untuk menyelenggarakan VCT adalah keterbatasan tenaga dan alat di Puskesmas. Tidak banyak Puskesmas yang bisa menyelenggarakannya sehingga kadang-kadang jika ada pasien yang menginginkan maka akan dirujuk ke RSUD terdekat.

"Diharapkan pada tahun 2012 Puskesmas yang bisa memberikan layanan VCT sudah mencapai 70 persen. Saat ini belum banyak, belum ada 50 persen," ungkap Bernard AW, Koordinator Edukasi Yayasan AIDS Indonesia (YAI) saat ditemui dalam seminar 'Pencegahan dan Pengobatan Penyakit AIDS' di Aula Puskesmas Penjaringan, Rabu (15/12/2010).

Dari sedikit Puskesmas yang sudah bisa menyelenggarakan VCT, salah satunya adalah Puskesmas Penjaringan Jakarta Utara. Puskesmas ini memiliki klinik Infeksi Menular Seksual (IMS), yang salah satunya melayani tes HIV secara sukarela jika ada pasien yang menghendakinya.

Keberadaan klinik ini sangat bermanfaat, terbukti dengan banyaknya temuan kasus HIV positif di lingkungan kerja Puskesmas Penjaringan. Selama tahun 2010 saja, data hingga 15 Desember sudah menunjukkan adanya 53 kasus baru, sebagian di antaranya anak balita (bawah 5 tahun).

Tewasnya 2 balita di Penjaringan karena HIV beberapa waktu yang lalu cukup mengejutkan karena tidak mungkin anak-anak punya perilaku seks bebas atau menggunakan narkoba suntik. Kemungkinan paling besar adalah balita tersebut tertular dari ibunya selama dalam kandungan atau saat menyusu.

Tak heran jika Kecamatan Penjaringan tercatat memiliki kasus HIV positif paling tinggi. Kepala Puskesmas Penjaringan, drg Lies Anggirani mengatakan bukan tidak mungkin daerah lain kondisinya juga sama sebab tingginya kasus di Penjaringan sebenarnya karena aktifnya pemantauan.

"Makin banyak yang diperiksa, makin banyak yang ketahuan. Di kecamatan lain kan belum ada klinik IMS seperti kita. Dan seperti kita tahu, sudah ada 2 balita yang tewas karena HIV di wilayah ini," ungkap drg Lies.

(up/ir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar