Minggu, 28 November 2010

PM Pakistan Donorkan Hati Saat Mati

Your browser does not support iframes.



PM Gilani (Foto: thehindu.com)Lahore, Saat tubuh sudah tak bernyawa banyak dari organ manusia yang sebenarnya masih bisa digunakan untuk orang yang membutuhkannya. Perdana Menteri Pakistan Yousuf Raza Gilani pun berikrar memberikan hatinya saat dia mati.

PM Giani mengumumkan keputusan mendonorkan hati saat ia meninggal pada Sabtu 27 November 2010. Dia berharap organ yang akan disumbangkan nanti bisa membantu orang lain yang kesulitan.

"Saya ingin menjadi donor hati pertama dan berharap sikap ini akan menginspirasi orang lain juga," kata PM Gilani seperti dilansir dari Indiavision, Minggu (28/11/2010).

PM Gilani menjanjikan donor hati saat meresmikan pusat transplantasi liver pertama di Pakistan di Rumah Sakit Shaikh Zayed di Lahore. Ia sekaligus memberikan dana hibah 100 juta Rupee Pakistan (US$ 1,165 juta).

Jumlah pasien yang menderita penyakit hati di Pakistan sangat tinggi. Maka itu negara yang penduduknya mayoritas muslim ini kini mulai mengembangkan sendiri program transplantasi hati. Selama ini, pasien mampu yang ingin operasi hati umumnya harus berobat ke luar negeri karena tidak ada fasilitas transplantasi hati di Pakistan.

Keputusan untuk menjadi donor organ adalah sebuah keputusan yang membutuhkan keberanian. Organ tubuh yang bisa didonorkan adalah jantung, kornea mata, ginjal, pankreas dan liver (hati) jika seseorang sudah meninggal. Mendonorkan organ sedikitnya bisa menyelamatkan tiga orang. Dari sisi medis yang harus diperhatikan organ tersebut harus sehat.

Seperti yang dilakukan Nicholas Green, bocah berusia 7 tahun meninggal dunia karena tertembak peluru nyasar di Italia. Sebelum menuju liang lahat, organ tubuhnya berupa jantung, kornea mata, ginjal, pankreas dan liver (hati) didonorkan untuk menyelamatkan 7 nyawa manusia.

Dibandingkan negara lain yang terus berusaha untuk bisa menerapkan operasi transplantasi hati, Indonesia sepertinya masih ketinggalan jauh. Padahal jumlah penderita hepatitis di Indonesia tak kalah banyak. Ada sekitar 20 juta penderita hepatitis B dan C yang sebagian besar diantaranya malah sudah kronis dan perlu transplantasi hati.



(ir/ir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar