Kamis, 25 November 2010

Jet Lag Bisa Bikin Orang Jadi Pelupa

Your browser does not support iframes.



(Foto: thinkstock)Berkeley, Saat melakukan perjalanan jauh yang melewati beberapa zona waktu, orang kerap mengalami jet lag. Studi terbaru menunjukkan bahwa orang dengan jet lag kronis bisa mengalami masalah pada memori atau menjadi pelupa.

Jet lag atau juga disebut sindrom perubahan zona waktu, adalah suatu gangguan tidur karena orang melakukan perjalanan jauh yang melewati beberapa zona waktu. Jet lag disebabkan oleh gangguan pada tubuh jam internal atau ritme sirkadian. Semakin banyak melintasi zona waktu, semakin besar kemungkinan mengalami jet lag.

Gejala yang ditimbulkan jika seseorang mengalami jet lag adalah perasaan lelah, malas, lesu setelah perjalanan, perubahan aktivitas buang air besar atau mengalami konstipasi (sembelit) dan tidak dapat tidur pada malam hari.

Sebuah studi yang dilakukan peneliti dari University of California, Berkeley, menunjukkan bahwa jet lag kronis atau yang berlangsung lama dapat mengubah otak sehingga dapat menyebabkan masalah pada memori dan kemampuan belajar.

Hal ini disebabkan oleh perubahan terus-menerus di otak terutama di hippocampus, yaitu bagian otak yang memainkan peranan kompleks dalam memproses memori.

Dari penelitian ini, peneliti menemukan bahwa subjek penelitian yang mengalami jet lag kronis hanya memiliki setengah neuron baru di hippocampus setelah sebulan mengalami jet lag.

Padahal, neuron baru seharusnya terus bertambah di hippocampus da penting untuk proses pembelajaran yang bergantung pada hippocampus. Berkurangnya jumlah neuron baru menyebabkan masalah memori yang berhubungan dengan pematangan sel dalam struktur otak.

"Ini adalah pertama kalinya dilakukan uji coba terkontrol dari efek jet lag pada otak dan fungsi memori. Dan kita tidak hanya menemukan bahwa fungsi kognitif terganggu selama jet lag, tapi kita melihat dampak sampai satu bulan sesudahnya," kata Lance Kriegsfeld, profesor psikologi UC Berkeley dan anggota dari Helen Wills Neuroscience Institute, dilansir Health24, Jumat (26/11/2010).

Hasil temuan ini telah dipublikasikan dalam PLoS ONE.

Orang yang melakukan perjalanan jauh sebaiknya dapat mengurangi gejala jet lag agar tidak berlangsung lama dan menjadi kronis. Berikut beberapa cara untuk mengurangi perasaan jet lag:

Sebelum penerbangan
  1. Buat pelatihan perencanaan untuk menyesuaikan dengan waktu di kota tujuan, seperti pola makan.
  2. Biasakan mengatur pola tidur ke zona waktu yang baru seminggu sebelum penerbangan, seperti waktu bangun dan pergi tidur.
  3. Biasakan melakukan pekerjaan sesuai dengan zona waktu yang akan dituju.
  4. Jika ingin menghadiri suatu acara, berilah diri sendiri waktu yang cukup untuk mengatasi jet lag, usahakan sampai kota tujuan minimal 3 hari sebelum acara.

Selama penerbangan
  1. Jika akan tiba ke kota tujuan pada siang hari, usahakan untuk tidur selama di pesawat. Jika bermasalah dengan susah tidur, mintalah obat tidur yang memungkinkan orang bangun tanpa sakit kepala atau pusing setelah 4 sampai 6 jam tidur.
  2. Mengurangi konsumsi alkohol serta menghindari kopi dan teh.
  3. Makan makanan yang tinggi karbohidrat tapi jangan dalam jumlah banyak.
  4. Konsumsi cairan yang cukup selama penerbangan.
  5. Jika harus tiba pada malam hari, sebaiknya menahan diri untuk tidak tidur di pesawat. Bisa dengan melakukan aktivitas statis atau berjalan-jalan di pesawat jika memungkinkan.

Saat tiba di tujuan
  1. Sinar terang bisa membantu jam fisiologis tubuh, sehingga terkena paparan sinar matahari di luar ruangan sangat dianjurkan.
  2. Jangan langsung tidur jika sampai di siang hari.
  3. Meningkatkan asupan cairan saat tiba di tujuan.
  4. Jangan langsung beraktivitas, biarkan tubuh beristirahat terlebih dahulu minimal selama 2 hari.

Dengan mengikuti langkah-langkah tersebut, maka gejala jet lag setelah penerbangan jauh akan berkurang, sehingga juga mengurangi dampak yang lebih parah pada otak.



(mer/ir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar