Rabu, 24 November 2010

Bangga Punya Istri Pengidap HIV

Your browser does not support iframes.



foto: ThinkstockJakarta, Penderita HIV AIDS selalu mendapat stigma negatif. Sehingga terkadang bukan penyakitnya yang berat tapi 'hukuman' dan diskrimasi dari lingkungan sosial yang menyiksa. Tapi seorang pria, bangga dan tidak malu punya istri pengidap HIV.

Pria bernama Ruly Winata ini masih sehat dan tidak tertular meski sudah 3 tahun menikah dengan perempuan pengidap HIV.

Sejak awal pacaran, Ruly asal Jakarta sudah tahu bahwa pasangannya, Putri Cherry adalah orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Namun hal itu tak menghalangi rasa cintanya, hingga 7 bulan kemudian keduanya menikah dan hidup bahagia sampai sekarang.

"Yang saya tahu istri saya masih sehat, produktif dan pernah punya karir. Saya tidak pernah membedakan karena dia ODHA, sama saja karena semua orang juga bisa kena," ungkap Ruly dalam diskusi publik bertema "HIV Positif, Tetap Produktif! Ketahui Status Anda, Lebih Cepat Lebih Baik!" di MU Cafe Sarinah, Jakarta, Selasa (23/11/2010).

Anggapan bahwa jika seseorang berhubungan seks dengan pengidap HIV pasti akan tertular tidak terbukti pada Ruli. Terakhir sekitar 3 bulan lalu ia melakukan voluntary counselling and testing (VCT) atau tes dan pendampingan secara sukarela, ia tidak terdeteksi mengidap HIV.

Bahkan dari pernikahan tersebut Ruly dan Putri telah dikaruniai seorang anak yang sehat, tidak terdeteksi mengidap HIV. Program terapi antiretroviral (ARV) yang dilakukan sejak kehamilan trimester pertama sukses menyelamatkan anak itu dari penularan HIV melalui plasenta.

Keberanian Ruly untuk membina rumah tangga dengan ODHA tak lepas dari pemahamannya yang cukup memadai tentang penularan dan pencegahan HIV. Sebagai relawan Yayasan AIDS Indonesia, Ruly dan Putri tahu betul bagaimana hidup berdampingan tanpa harus saling menularkan penyakit.

Kondisi yang berbeda dialami Putri pada tahun 2006, ketika pertama kali tahu kondisinya. Putri yang waktu itu begitu polos dan tidak tahu apa-apa tentang HIV bahkan tidak terkejut sama sekali ketika hasil pemeriksaan sebelum operasi amandel menunjukkan darahnya terkontaminasi HIV.

"Waktu itu yang penting bisa operasi amandel saja, tidak kepikiran dampaknya akan seperti apa," ungkap Putri yang baru merasakan HIV benar-benar mengubah hidupnya ketika ia dipecat dari perusahaan tempat ia bekerja tak lama setelah itu.

Putri sendiri bukanlah seorang pengguna narkoba suntik dan tidak mendapatkan virus itu dari pergaulan bebas. Diduga virus itu ditularkan dari almarhum suami pertamanya, yang positif AIDS dan kini telah meninggal akibat komplikasi penyakit.

Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Nasional, Nafsiah Mboi mengatakan risiko penularan HIV pada pasangan suami istri bisa dicegah dan caranya sangat mudah. Setiap kali berhubungan seks harus memakai kondom, kecuali saat masa subur jika menghendaki kehamilan.

"Seks bebas maupun dengan suami istri risikonya sama saja karena virus tidak pernah menanyakan surat nikah. Tapi risiko penularan dari pria ke wanita memang lebih besar dibandingkan dari wanita ke pria," kata Nafsiah.

Penyebaran HIV/AIDS tidak lebih mudah menular dibandingkan hepatitis atau penyakit infeksi lainnya, sehingga tidak perlu mengucilkan penderitanya.




(up/ir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar