Jumat, 29 April 2011

Setiap Hari 20 Wanita Indonesia Tewas Karena Kanker Serviks

Your browser does not support iframes.



foto: ThinkstockJakarta, Jumlah penderita kanker serviks memang tak sebanyak kanker payudara, namun tingkat kematiannya paling tinggi pada wanita. Di Indonesia saja, setiap hari ada 37 didiagnosis baru kanker serviks dan 20 wanita tewas karena penyakit tersebut.

Tingginya tingkat kematian pada kanker serviks atau leher rahim antara lain dipicu oleh diagnosis yang terlambat. Bisa dipahami karena pada tahap awal, kanker serviks sering tidak menampakkan gejala dan bahkan penderitanya masih bisa beraktivitas secara normal.

Gejala-gejala yang menandakan adanya kanker baru muncul setelah sel-sel kanker mengalami progresivitas atau berkembang menjadi stadium lanjut. Beberapa gejala yang sering dirasakan antara lain sebagai berikut:

  1. Perdarahan setelah sanggama
  2. Perdarahan spontan dari vagina meski tidak sedang menstruasi
  3. Nyeri yang terjadi di daerah panggul
  4. Nyeri saat berhubungan seks.

Pendiri Inisiatif Pencegahan Kanker Serviks Indonesia (IPKASI), dr Sigit Purbadi, SpOG(K) mengatakan rendahnya pemahaman masyarakat tentang kanker serviks turut memicu tingginya tingkat kematian. Ketidaktahuan memunculkan mitos-mitos yang menyesatkan seputar kanker serviks.

"Ada yang menganggap kanker servis sebagai penyakit keturunan dan tidak bisa dicegah. Padahal pemicunya virus dan bisa dicegah melalui vaksinasi serta deteksi dini," ungkap dr Sigit dalam jumpa pers Peluncuran Website IPKASI di Restoran Penang Bistro, Menteng, Jumat (29/4/2011).

dr Sigit menambahkan, jenis virus yang memicu kanker serviks adalah Human Papilloma Virus (HPV). Virus ini dapat ditularkan melalui hubungan seks, sehingga setiap wanita yang aktif secara seksual punya risiko untuk terinfeksi virus penyebab kanker serviks tersebut.

Sebagai upaya preventif, vaksinasi merupakan pencegahan primer yang sebaiknya dilakukan pada wanita berusia 10-55 tahun. Pemberian vaksi bertujuan agar tubuh membentuk antibodi, sebagai mekanisme perlawanan terhadap infeksi HPV di kemudian hari.

Sedangkan deteksi dini menggunakan Pap smears atau IVA tidak mampu mencegah terjadinya kanker, namun penting dilakukan untuk mengantisipasi berkembangnya sel kanker. Makin cepat kanker serviks terdeteksi, peluang untuk menyembuhkannya akan lebih besar.

Dalam rangka menyosialisasikan informasi yang benar tentang kanker serviks, IPKASI juga meluncurkan situs www.kankerserviks.com. Situs tersebut diasuh oleh beberapa dokter anggota IPKASI dan diharapkan bisa menjadi referensi yang terpercaya untuk melakukan upaya pencegahan.

(up/ir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar