Senin, 02 Juli 2012

Harusnya Tak Ada Lagi Ibu Melahirkan Mati di Indonesia

Browser anda tidak mendukung iFrame



(Foto: thinkstock)
Jakarta, Sampai saat ini angka kematian ibu di Indonesia masih terbilang tinggi. Padahal dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, harusnya angka kematian ibu tidak boleh terjadi.

"Angka kematian ibu harusnya tidak boleh terjadi, karena harusnya jadi proses alami yang mana ibu dan bayi selamat," ujar Dr Melania Hidayat, MPH selaku NPO on Reproductive Health UNFPA dalam acara workshop UNFPA di Menara Thamrin, Jakarta, Senin (2/7/2012).

Dr Melania menuturkan penyebab utama kematian ibu akibat pendarahan, infeksi dan eklampsia yang sebetulnya teknologi serta ilmu kedokteran saat ini bisa menangani hal tersebut, karena itu realistisnya hal tersebut bisa berkurang jumlahnya.

Sementara itu Dr Endang L Achadi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat UI menuturkan definisi kematian ibu adalah kematian yang terjadi saat hamil dan masa nifas (42 hari setelah melahirkan) apapun penyebabnya kecuali kecelakaan, baik faktor yang berhubungan langsung maupun tidak langsung.

Kondisi tidak langsung ini misalnya penyakit tertentu yang bisa memperburuk kondisinya, misalnya sakit jantung, gagal ginjal atau penyakit lainnya yang terjadi selama kehamilan.

"Kondisi yang indirect ini tidak dimasukkan atau tidak dicover bahkan di negara maju, sehingga underrecorded. Jadi ada kemungkinan angka kematian ibu itu underestimate," ujar Dr Endang.

Dr Endang menuturkan angka kematian ibu bukan hanya terletak pada angka saja, karena artinya ada berapa anak yang berisiko, berhubungan dengan tingkat kesejahteraan negara dan kematian ini juga berhubungan dengan hak seseorang untuk hidup.

Berdasarkan data dari tahun 1990-2008 dan dibandingkan dengan angka kematian ibu dengan negara-negara lain di Asia, maka angka kematian ibu di Indonesia hanya lebih baik dari Bangladesh dan juga Kamboja, tapi lebih tinggi 2 kali lipat dari negara Vietnam.

Angka kematian ibu menurun dari 390 kematian per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1994 menjadi 228/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007. Namun masih dibutuhkan usaha ekstra yang lebih besar lagi untuk bisa mencapai Millenium Development Goals (MDGs) pada tahun 2015 yaitu 102/100.000 kelahiran hidup.

Diketahui ada 2 cara yang dinilai efektif untuk mengurangi angka kematian ibu yaitu melakukan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan profesional dan juga institutional delivery. Hal ini karena hasil studi menunjukkan melahirkan yang dibantu tenaga kesehatan bisa mengurangi kematian ibu hingga 45 persen.
(ver/ir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar