Senin, 25 Juli 2011

Memilih Donor Sperma Makin Mudah dengan Katalog Kepribadian

Your browser does not support iframes.



(Foto: thinkstock)Jakarta, Pengguna jasa bank sperma sering kesulitan memilih 'bibit unggul' karena identitas donornya dirahasiakan. Kini dengan adanya katalog berisi ciri fisik dan kepribadian donor, memilih sperma tak lagi seperti membeli kucing dalam karung.

Katalog berisi ciri fisik para donor sperma sebenarnya bukan hal yang baru. Sejak beberapa tahun yang lalu, bank-bank sperma di Inggris sudah mencantumkannya meski sangat terbatas misalnya hanya berupa tinggi dan berat badan serta warna rambut.

Ciri-ciri fisik tersebut seringkali tidak banyak membantu, karena kadang-kadang seorang anak tak hanya mewarisi penampilan ayahnya saja. Perilaku juga sering diturunkan, sehingga percuma jika punya anak cantik atau tampan tetapi kepribadiannya buruk.

Baru-baru ini, beberapa bank sperma di London sepakat untuk memperbanyak informasi tentang donor sperma dengan tetap menjaga kerahasiaan identitas agar tetap anonim. Informasi yang ditambahkan adalah data personal terkait hobi dan kepribadian.

Contoh data yang tercantum pada katalog salah satu donor adalah sebagai berikut, seperti dikutip dari Dailymail, Senin (25/7/2011):

1. "Tutur katanya halus, introspektif, penuh pertimbangan, penampilannya rapi dan pembawaannya santai."
2. "Sangat individualistis, unik dan artistik. Gayanya mirip Rock Star tapi hanya sebatas penampilan, tidak termasuk gaya hidup dan keyakinan."
3. "Pemalu tapi kalau diminta akan bicara dengan penuh semangat, terutama jika menyangkut hal yang disukainya yakni seni, musik dan fotografi."

Kemudahan lain yang ditawarkan oleh bank-bank sperma adalah, para perempuan maupun pasangan tidak subur bisa mengakses katalog tersebut secara online di internet. Artinya calon pengguna jasa bank sperma tidak perlu datang ke klinik, cukup mengaksesnya dari komputer di rumah masing-masing.

Meski menguntungkan bagi konsumen yang membutuhkan sperma, kebijakan ini dinilai merugikan bagi pihak donor. Apalagi sejak 6 tahun silam, peraturan di Inggris membolehkan anak hasil donor sperma untuk mencari ayah kandungnya jika sudah berusia 18 tahun.

Jika hal itu terjadi, maka berbagai risiko perselisihan hukum bisa terjadi mulai soal hak asuh hingga kewajiban untuk menafkahi. Dampak lainnya yang akan menyusul, donor sperma akan makin langka karena merasa kerahasiaan identitasnya makin tidak terjaga.

(up/ir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar